semangatbelajarvika4- kali ini akan membahas mengenai makalah yang berkaitan dengan Penerjemahan bahasa Arab ke Bahasa Indonesia. Dimana setiap sarjana pendidikan yang menekuni bidang bahasa ini, harus menguasai bidang penerjemahan. Hal ini karena referensi-referensi yang dibutuhkan dalam mempelajari bahasa ini tentu umumnya berbahasa Arab. Oleh karenanya diperlukan pembahasan ini secara berkala dengan materi yang baik dalam melakukan penerjemahan yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN TARKIB (FRASE)
Dalam mempelajari tarkib atau murakkab pada bahasa Arab yang akan
dibahas pada makalah ini, memiliki kesamaan dengan mempalajari frase dalam
kalimat bahasa Indonesia. Frase yang telah diketahui dalam pembelajaran bahasa
indonesia merupakan susun beberapa kata
atau secara umummnya dua kata yang
membentuk kalimat dengan memiliki kedudukan yang sama fungsinya yaitu
tidak adanya keterangan subyek maupun predikat. Frase yang membentuk kalimat
ini dapat ditempatkan dimana saja sebagai subyek, predikat maupun obyek namun
dalam pembentukannya tidak membentuk
pola gramatika pada umumnya yaitu dengan adanya subjek dan predikat.
Sedang dalam penggunaan didalam Bahasa Arab tarkib memiliki kesamaan
arti dengan frase yaitu “...tarkib berarti susunan kata yang merupakan bagian
dari yang lain belum memiliki makna secara lengkap, atau susunan kata yang
tidak memiliki hubungan subyek dan predikat”. Melalui pengertian tersebut maka, telah jelas bahwa pembahasan dalam bahasa
indonesia maupun dalam bahasa arab memiliki kesamaan dalam pembentukan frase
ataupun tarkib sedang yang membedakan pembahasan yaitu jenisnya yang akan dibahas pada poin
selanjutnya yaitu mengenai tarkib-tarkib bahasa Arab. Dalam bahasa Indonesia, penyebutan
pada frase akan ada perbedaan jenis dengan bahasa Arab sedang dalam
bentukkannya ada yang memilki kesamaan dan perbedaan, bisa dicontohkan dalam
pembentukan frase pada bahasa Indonesia ada susunan frase yang disebut susunan
kalimat majemuk, dalam bahasa Arab dapat masuk dalam tarkib badali maupun
tarkib taukidi. Namun pada pembahasan ini tidak membahas lebih mengenai
macam-macam frase bahasa Indonesia maupun bahasa Arab dengan keseluruhan,
karena akan masuk dalam Mata pelajaran
lainnya yang tentunya memiliki fungsi lebih dari pembahasan mengenai
jenis-jenis tarkib yang akan di bahas dalam kajian makalah ini. Maka berikut
ini dua macam dari beberapa macam tarkib yang ada dalam susunan gramatika
Bahasa Arab:
1.
Tarkib Idhofi
Murakkab Idhafi yaitu
menyandarkan atau menisbatkan suatu kalimah atau kalimah
lain sehingga menumbulkan pengertian baru. Maka dalam tarkib idhafi berdasarkan
pengertian tersebut, adalah unsur kata yang satu sama lain saling berdiri
dengan susunan adanya kata yang menyandar dan adanya kata yang
disandarkanatau dalam gramatikal Bahasa
Arab biasa disebut dengan Mudhaf dan mudhaf ilaih.
Pada susunan penerjemahan tarkib ini,
biasa disebutkan atau ditarjamahkan dari Bahasa Arab ke bahasa Indonesia dengan
penerjemahan yang sesuai pada polanya yaitu kata pokok berada didepan dan kata
tambahan berada dibelakang, sedang artinya sesuai makna kalimat tersebut dengan
pola gramatikalnya, contohnya :
Ilmu
nahwu
Pulpennya
Zaid
Bukunya
orang berilmu
|
عِلْمُ النَحْوِ
قَلَمُ
زَيْدٍ
كِتَابُ
عَالِمٍ
|
Dalam
tarkib idhofi, antara mudhaf dan mudhafun ilaih memiliki keterkaitan makna
antara satu sama lainnya. Sehingga hal ini menjadi acuan sekaligus kajian bagi
para penarjamah dalam memaknai kalimat frase dalam bahasa Arab. Penerjemahan yang di maksud yaitu
adanya kerkaitan antara kalimat yang dibuat dengan keadaan maupun waktu yang
digambarkan dalam kalimat tersebut sehingga terbentuklah beberapa segi
penerjemahan dalam bahasa arab mengenai arti dibalik tarkib atau murakkab dalam
struktur tersebut. Berikut merupakan beberapa jenis penerjemahan yang berkaitan
dengan arti dari struktur tarkib atau murakkab Idhofi :
a.
Arti
“Kepemilikan atau untuk”
Pada tarkib ini merupakan tarkib yang
memiliki arti kepemilikan atau kepunyaan atau untuk, contohnya :
Aku telah
membaca suratnya ali
Kebunnya
bapak luas
Buku pedoman
ini untuk dasar para guru
|
قَرَأْتُ
رِسَالَةُ عَلِيٍ
بستان لأَبِ وَاسِعٌ
هَذَا كُتُبُ
التَحْطِيْطِ هُوَ أَسَاسُ المُدَرِسِيْنِ
|
b.
Arti
Jenis atau dari
Tarkib jenis ini mengandung kata yang
mengandung arti kategori atau jenis atau dari, maka sebagai berikut contohnya :
Saya punya cicin dari besi
Aisyah punya sepatu dari kaca
|
لِيْ
خَاتَمُ حَدِيْدٍ
لِعَائِشَةِ
حِذَاءُ السُّجَاجِ
|
c.
Arti
“kepada”
Jenis tarkib mudhaf ini memilki
kandungan arti kepada dalam sebuah susunan kalimat frase, contohnya :
taat kepada Rasul adalah wajib bagi orang muslim
|
اِتْمَاعُ
الرَسُوْلِ وَاجِبُ عَلَى مُسْلِمِيْنِ
|
d.
arti
“ mengandung waktu atau “di dalam” atau “pada”
dalam frase ini mengungkapkan arti pada suatu kalimat dengan
menunjukkan adanya jenis keadaan di dalam atau pada suatu benda dalam bahasa
Arab, contohnya :
‘Pemuda-pemuda
pada zaman sekarang adalah pemimpin-pemimpin pada masa yang akan datang.’
|
شُبَّابُ
اليَوْمِ رِجَالُ الغَدِ
|
2.
Tarkib washfi
Tarkib atau murakkab
washfi merupakan kata lain dari tarkib atau murakkab na’ti. Na’at sering
disebut juga washfu atau shifat , yaitu isim yang
disebutkan untuk menerangkan sifat isim sebelumnya (man’ut/maushuf)
atau untuk menerangkan sifat isim yang berhubungan dengannya. maka fungsi dari kata sifat ini yaitu untuk menyifati kata benda tersebut yaitu
yang berhubungan atau berkaitan dengannya. Hal ini juga berlaku sama didalam
Bahasa Indonesia yang memiliki pula kata sifat dalam menjelaskan suatu bentuk
atau jenis dan karakter suatu benda atau manusia. Dalam penarjemahan tarkib ini
pula memiliki beberapa jenis penerjemahan sesuai dengan polanya, sebagai
berikut :
a.
Memiliki
satu na’at haqiqi
Dalam penerjemahan na’at ini cukup
ditambah dengan kata “yang” ataupun
tidak namun lebih pada makna eksplisit. Hal ini beracuan pada konteks
penerjemahan pada nantinya, dimana lebih menegaskan pada bagaimana konteks
makna tersebut menjadi lazim ataupun sudah umum dikenal sehingga terjemahan
tersebut sesuai dengan struktur arti maupun gramatika dalam bahasa Indonesia
ketika diterjemahkan, contohnya :
Hak asasi manusia
Pendidikan bahasa Arab
Kebun baru
Kebun yang
indah
|
الحُقُوْقُ
لإِنْسَانِيَةُ
اللغة الربيةالتربية
البُسْتَانُ
الجَدِيْدُ
بُسْتًانٌ
جَمِيْلٌ
|
b.
Memiliki
dua na’at haqiqi
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penerjemahan merupakan sebuah kegiatan yang membutuhkan kemahiran
dan keterampilan dalam pemahaman kata maupun susunan kalimat dalam paragraf.
Setiap penerjemah tentu memiliki landasan maupun pedoman dalam penerjemahannya
yang dalam bahasa Arab berkaitan dengan ilmu nahwu maupun sharaf yang dimiliki
oleh seorang penerjemah tersebut. Semakin baik penerjemahan maka semakin banyak
pula ilmu yang dimiliki oleh seorang penerjemah dibidang bahasa dan sastra Arab.
Tarkib idhofi dan tarkib washfi merupakan bagian dari gramatikal
dalam bahasa Arab yang masih dalam kategori susunan terkecil didalam kalimat.
Tarkib ini atau biasa dalam pengertian bahasa Indonesia disebut frase merupakan
salah satu susunan yang mendasar dalam struktur paragraf bahasa Arab, hal ini
karena susuna ini merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi makna satu
sama lain dan kedudukan yang tidak dapat ditentukan kecuali dengan penyatuan
dalam kalimat lain. Tarkib yang tidak dapat disebut subjek maupun predikat ini sering
terdapat dalam frase Bahasa Arab, dimana memiliki fungsi penting dalam
penerjemahannya yang mempengaruhi pada bentuk makna maupun keindahan bahasa.
B.
Saran
Sub bahasan ini sangat membutuhkan
pemahaman dan keterampilan dibidang bahasa Arab, karena kemahiran dalam
penerjemahan bukan saja membutuhkan keberluasan ilmu namun juga keterampilan
Bahasa dalam menerjemahkan susunan gramatikal bahasa pada umumnya maupun bahasa
yang mengalami penggeseran makna dalam fungsi gramatikalnya. Oleh karenanya,
diharapkan setelah mempelajari penarjamahan tarkib idhafi dan washfi, mahasiswa
dapat mengaplikasikannya dalam penerjemahan yang menyangkut tentang tarkib ini.
DAFTAR PUSTAKA
Khotijah, Panduan Tarjamah Arab Indonesia”, (Bandar Lampung:
Anugrah Utama Raharja, 2013.
Akla, Dasar-Dasar Kaidah Nahwu, (Bandar Lampung: Anugrah
Utama Raharja, 2013.
Imaduddin Sukamto dan Ahmad Munawari, “Tata bahasa Arab
Sistematis”, (Yogyakarta: Nurma Media idea, 2007
No comments:
Post a Comment