SEMANGAT BELAJAR: METODOLOGI STUDI ISLAM | PENELITIAN AGAMA DAN KEAGAMAAN

Tuesday 26 September 2017

METODOLOGI STUDI ISLAM | PENELITIAN AGAMA DAN KEAGAMAAN



BAB I
PENDAHULUAN 

A.    Latar Belakang

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan , banyak pula penelitian
yang dilakukan oleh para ahli untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Salah satu penelitian itu adalah telaah konstibusi teori penelitian agama islam.

        Teori penelitian ini merupakan upaya untuk mempelajari dan memahami gejala keagamaan secara seksama, menyusun antara satu bagian dengan bagian yang lain untuk melakukan penelitian . Penelitian agama tersebut dilakukan karena adanya masalah yang dihadapi dalam bidang agama. Penelitian tersebut sangat penting untuk mencari jawaban atas masalah yang dihadapi umat ke depan.

Penelitian agama dilakukan dengan berbagai bentuk penelitian, seperti penelitian kuantitatif , penelitia kualitatif , penelitian eksploratif , penelitian historis dan lain-lain. Dalam sebuah penelitian juga dilakukan berbagai pendekatan , antara lain pendekatan perbandingan, pendekatan kebudayaan .Secara khusus penelitan agama islam bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Tujuan penelitian harus dibangun dari masalah-masalah yang diteliti.Gejela-gejala atau fenomena yang dibahas harus mendukung dan memperkuat masalah yang di kemukakan, sehingga masalah yang diteliti bukan prasangka atau dugaan saja.





BAB II
PEMBAHASAN

A.   Penelitian Agama dan Keagamaan

      Atto Mudzar menguntip pendapat Middleton, guru besar antropologi di
New York University. Middelton berpendapat bahwa penelitian agama
(research on religion) berbeda dengan penelitian keagamaan ( religius
system). Penelitian agama lebih mengutamakan materi agama, sehingga
sasarannya terletak pada tiga elemen pokok yaitu ritus, mitos dan magik.

          Sedangkan penelitian keagamaan lebih mengutamakan pada
sebagai sistem atau sistem keagamaan (religius sytiem). M. Atho Mudzhar mengatakan bahwa perbedaan antara penelitian agama dengan penelitian keagamaan perlu disadari karena perbedaan tersebut membedakan jenis metode penelitian yang di perlukan, untuk penelitian agama yang sasaranya adalah agama sebagai doktrin, pintu bagi pengembangan suatu metodologi penelitian tersendiri sudah terbuka, bahkan sudah ada yang merintisnya.

         Adanya ilmu ushul al–fiqih sebagai metode untuk istimbat hukum dalam agama islam dan ilmu mushthalah al-hadits sebagai metode untuk menilai akurasi sabda Nabi Muhammad SAW merupakan bukti bahwa keinginan untuk mengembangkan metodelogi penelitian tersendiri bagi bidang pengetehuan agama ini pernah muncul. Persoalan berikutnya adalah apakah kita hendak menyempurnakanya atau meniadakannya dan menggantinya dengan yang baru.

        Untuk penelitian keagamaan yang sasarannya sebagai gejala sosial,kita tidak perlu membuat metodologi penelitian tersendiri cukup meminjam metodologi penelitian yang sudah ada.Berdasarkan saran tersebut, maka metodologi penelitian yang kita gunakan dalam satu kegiatan penelitian tidak mesti membangun metode baru, tetapi cukup meminjam, melanjutkan, atau mengembangkan metodologi yang sudah dibangun oleh para ahli sebelumnya.

Agama sebagai objek penelitian sudah lama diperdebatkan Harun Nasution menunjukkan pendapat yang menyatakan agama, karena merupakan wahyu tidak dapat menjadi sasaran penelitian ilmu sosial, dan kalaupun dapat dapat dilakukan, harus menggunakan metode khusus yang berbeda dengan metode ilmu sosial. Agama mengandung dua kelompok ajaran.

    Pertama, ajaran dasar yang diwahyukan Tuhan melalui para rasul-Nya
kepada masysrakat manusia .  Kedua, Ajaran dasar yang demikian
dalam kitab-kitab suci.

Para ilmuan beranggapan bahwa agam juga merupakan objek kajian atau penelitian , karena agama merupakan bagian dari kehidupan sosial kultural. Jadi penelitian agama bukanlah meneliti hakikat agama dalam arti wahyu, melainkan meneliti manusia yang menghayati, meyakini,dan memperoleh pengaruh dari agama. Agama yang diturunkan dan terwujud dalam bentuk benda-benda suci atau keramat , seperti bangunan masjid yang bernilai historis tinggi, bangunan Candi Borobudur, dan Bedug Sunan yang dipamerkan dalam Festival Istiqlal.


     B.     Kedudukan Penelitian Agama diantara Penelitian lain

        Para ilmuan beranggapan bahwa agama juga merupakan objek kajian atau penelitian, karena agama merupakan bagian dari kehidupan sosial kultural. Penelitian agama bukanlah meneliti hakikat agama dalam arti wahyu, melainkan meneliti manusia yang hayati, meyakini, dan memperoleh pengaruh dari agama. Dengan kata lain, penelitian agama bukan meneliti kebenaran teologi atau filosofi tetapi bagaimana agama itu ada dalam kebudayaan dan sistem sosial berdasarkan fakta atau realitas sosial kultural. Menurut Ahmad Syafi’i Mufid tidak mempertentangkan antara penelitian agama dengan penelitian sosial terhadap agama.

     Dengan demikian, kedudukan penelitian agama adalah sejajar dengan
penelitian-penelitian lain, yang membedakannya hanyalah objek kajian yang di
telitinya. Agama yang diturunkan dalam bentuk pengetahuan dan fikiran
manusia merupakan bagian dari budaya oleh karena itu, ia termasuk objek
penelitian filsafat atau kebudayaan. Dalam agama islam terdapat pembahasan para ahli filsafat, ahli kalam, ahli hukum (fiqih). Itu semua termasuk wilayah
budaya atau filsafat. Agama yang diturunkan dan terwujud dalam bentuk
tindakan dan sikap manusia merupakan produksi interaksi sosial. Oleh karena
itu, ia merupakan bagian dari ilmu sosial dan ilmu sejarah.


      C.     Konstruksi Teori Penelitian Agama

        Dalam kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta
mengartikan, konstruksi adalah cara membuat (menyusun) bangunan dan
dapat pula berarti susunan dan hubungan kata di kalimat atau dikelompok
kata. Sedangkan teori berarti pendapat yang dikemukaan sebai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa ( kejadian) dan berati pula asas-asas dan hukum-hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu, teori dapat pula berati pendapat, cara-cara dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu.

 Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artunya cermat, seksama,
pemeriksaan yang dilakukan secara seksama dan teliti, dan  berarti penyelidikan.Tujuan pokok dari kegiatan penelitian ini adalah mencari kebenaran-kebenaran objektif yang disimpulkan melalui data-data yang terkumpul.

Harun Nasution, guru besar filsafat dan teologi islam, berdasarkan analisisnya terhadap berbagai kata yang berkaitan dengan agama yaitu Religi dan kata Agama itu sendiri sampai pada kesimpulan bahwa intisari yang terkandung dalam istilah-istilah diatas ialah ikatan. Agama mengandung arti ikatan-ikatan yang harus di pegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh yangbesar sekali terhadap kehidupan manusia sehari-hari ikatan ini berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinngi dari manusia.


     D.    Bentuk Telaah Konstruksi Teori Penelitian Agama

                   Ada sebelas jenis dalam telaah konstruksi teori penelitian agama , dilihat dari sudut pandang penelitian yang bersifat menerangkan (explanatory) . Jenis-jenis tersebut :

1.      Penelitian Kuantitatif

Secara bahasa (etimologi) kuantitatif  berasal dari kata kuantum yang berarti perhitungan. Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang melakukan berbagai bentuk perhitungan terhadap gejala keagamaan. Berbagai gejala keagamaan , seperti ketaatan beragama , partisipasi dalam kegiatan agama.Unsur-unsur penelitian kuantitatif sebagai berikut.

a.      Persiapan Konsep

Perumusan permasalahan penelitian dan tujuan penelitian sebenarnya
merupakan upaya penelitian untuk memfokuskan terhadap suatu konsep dan
melihat hubungan antara satu konsep dengan konsep lain.

b.      Penegasan Definisi Operasional

Konsep masih abstrak, belum bisa diukur dan disajikan dalam bentuk
bilangan . Konsep harus didefinisikan menjadi sesuatu yang terukur. Konsep yang sudah didefinisikan dan yang sudah terukur di sebut konstruksi. Mendefinisikan konsep yang abstrak menjadi konstruk yang terukur disebut operasionalisasi.

c.       Penegasan Variabel

    Menurut Rahmad , Variabel adalah sifat-sifat konstruksi yang sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan.

d.      Penegasan Teori

     Suatu penelitian bersifat pembuktian teori (verifkatif). Berdasarkan teori
tersebut peneliti merumuskan hipotesis yang siap dilakukan pengujian .
Berbagai uji statistik dilakukan untuk menguji ipotesa. Hasilnya hipotesis di
terima atau ditolak.

2.      Penelitian Kualitatif

           Peneliti berusaha mengambarkan fenomena sosial tanpa melakukan
manipulatif. Keaslian dan  kepastian merupakan faktor yang sangat ditekankan. Bedanya penelitian kuantitatif berusaha mengetahui sebab-akibat dalam latar yang bersifat laboratorium, sebaliknya penelitian kualitatif melihat hubungan sebab-akibat dalam latar yang bersifat ilmiah.

    Menurut Sumadi Suryabrata penelitian historis (historicsl research) memiliki ciri-ciri :
    a)   Bergantung kepada daya yang diobservasi oleh peneliti itu sendiri.

    b) Harus tertib, ketat, sistematik, tuntas dan bukan sekedar mengoleksi informasi yang tidak layak.

    c)Bergantung pada data primer dan skunder.

  d)Harus melakukan kritik eksternal dan internal.

3.Penelitian Eksploatif (exploratif Research)

 Penelitian Eksploratif dapat digunakan untuk mengamati gejala keagamaan yang sedang terjadi atau gejala keagamaan yang terjadi di masa lalu.

4.   Penelitian Historis ( Historis Research)

Apabila gejala keagamaan terjadi di masa lampau dan peneliti berminat
 mengetahuinya yakni melakukan merekonstruksi, peneliti dapat melakukan
wawancara mendalam dengan pelaku sejarah dan saksi hidup. Juga dapat
melakukan telaah kepustakaan seperti koran, majalah, arsip, dan dokumen-
dokumen pribadi.

5.Penelitian Deskriptif ( Descriptive Research)

       Deskrptif  berasal dari bahasa inggris  description yang berarti
penggambaran. Penelitian deskriptif adalah penelitinan yang memberikan
gambaran uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.

6. Peneliti Korelasi (Correlation Research)

   Penelitian korelasi adalah penelitian yang berusaha menghubungkan atau
mencari hubungan antara variasi-variasi faktor lain.

7. Penelitian Eksperimen (Eksperiment Research)

 Penelitian Eksperiment adalah penelitian di mana ada perlakuan terhadap objek penelitian.

8.      Penelitian kausal Komparatif (Causal Comparative)

      Penelitian kausal komparatif adalah untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat .

9.      Penelitian Tindakan (Action Research)

        Tindakan dari terjemahan dari kata action yang memiliki beberapa arti, yaitu tindakan, aksi dalam kalimat. Penelitian tindakan (action research) dalam telaah konstruksi teori penelitian agama adalah untuk mengetahui informasi yang merupakan pengembangan keterampilan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atay aktual lainnya.

10.   Penelitian Survei
     Survei yaitu Penelitian  peninjauan lapangan guna diambil manfaat untuk kepentingan orang banyak.




BAB III
KESIMPULAN

         penelitian agama (research on religion) berbeda dengan penelitian
keagamaan( religius system). Penelitian agama lebih mengutamakan materi agama, sehingga sasarannya terletak pada tiga elemen pokok yaitu ritus, mitos  dan magik .Sedangkan penelitian keagamaan lebih mengutamakan pada sebagai sistem atau sistem keagamaan (religius sytiem).

        Para ilmuan beranggapan bahwa agama juga merupakan objek kajian atau penelitian, karena agama merupakan bagian dari kehidupan sosial kultural
Adapun penelitian berasal dari kata teliti yang artunya cermat, seksama,
pemeriksaan yang dilakukan secara seksama dan teliti, dan  berarti penyelidikan.Tujuan pokok dari kegiatan penelitian ini adalah mencari kebenaran-kebenaran objektif yang disimpulkan melalui data-data yang terkumpul. Penelitian dapat mengambil bentuk bermacam-macam tergantung dari sudut pandang mana yang akan digunakan untuk melihatnya, dilihat dari segi yang akan dicapainya.

    Cara melihat penelitian dari segi metode dan rancangan yang digunakan itulah yang umumnya digunakan sebagai acuan, karena cara pandang yang disebutkan sebelumnya dinilai sudah tercantum dalam cara melihat penelitian dari segi metode dan rancangannya.




DAFTAR PUSTAKA


Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam,(Jakarta : Rajawali Pers, 2009).
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta ; UI press, 1979).
M. Yatimin Abdullah , Studi Islam Kontemporer, ( Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2006).
Sumardi Suryabrata, metodologi penelitian, Cet. VIII, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1994).
W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia ,(Jakarta : Balai Pustaka, 1991),  cet XII.


No comments: