SEMANGAT BELAJAR: QASHASH AL-QUR'AN

Friday 18 August 2017

QASHASH AL-QUR'AN


BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Al-Qur’an adalah sebuah kitab yang membimbing dan memberi petunjuk ke arah perkembangan dan kesempurnaan. Al-Qur’an merupakan kitab suci pedoman seluruh umat Islam yang merupakan mukjizat paling besar. Oleh karena itu, umat Islam perlu mengkaji lebih jauh terkait isi kandungan Al-Qur’an sehingga dapat mengetahui hakekat makna dalam Al-Qur’an itu. Untuk mengetahui kandungan Al-Qur’an itu diperlukan suatu metode keilmuan yang dikenal dengan nama Ulumul Quran.
Menurut Az-Zarqani, Ulumul Quran merupakan suatu bidang studi yang membahas tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dilihat dari segi turunnya, urutannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya, penafsirannya, kemu’jizatannya, nasikh mansukhnya, penolakan hal-hal yang menimbulkan keraguan terhadap Alquran dan sebagainya.
                 Dalam Al-Qur’an terdapat beberapa pokok-pokok kandungan. Diantara pokok-pokok kandungan Alquran adalah aqidah, syariah, akhlak, sejarah, iptek, dan filsafat. Sebagian orang seperti Mahmud Syaltut, membagi pokok ajaran Alquran menjadi dua pokok ajaran, yaitu Akidah dan Syariah.
             Kandungan Al-Qur’an tentang sejarah atau kisah-kisah disebut dengan istilah Qashashul Quran (kisah-kisah Alquran). Bahkan ayat-ayat yang berbicara tentang kisah jauh lebih banyak ketimbang ayat-ayat yang berbicara tentang hukum. Hal ini memberikan isyarat bahwa Alquran sangat perhatian terhadap masalah kisah, yang memang di dalamnya banyak mengandung pelajaran (ibrah).
              
                 1Mahmud Syaltut, al-Islam Aqidah wa al-Syariah (Beirut:Dar al-Qalam,1966), h.11
             Sesuai firman Allah yang artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Alquran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.
             Kisah-kisah dalam al-Qur’an tentu saja berbeda dengan cerita atau dongeng lainnya, karena mempunyai karakteristik di dalamnya. Dalam al-Qur’an kisah merupakan petikan-petikan dari sejarah pelajaran bagi umat manusia yang senantiasa dapat menarik manfaat dari peristiwa-peristiwa itu.
             Secara transparansi al-Qur’an mengungkapkan tentang pentingnya sejarah, sebagaimana dalam QS. Ali Imran (3):142 berbunyi: “Dan kamu (pada perang uhud) terkena luka, Maka kaum lainpun (kafir) kena luka pula seperti itu. Dan hari (kejayaan dan kekalahan) itu akan datang silih berganti”.
             Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam perlu mengetahui bagaimana sejarah-sejarah yang ada di dalam Al-quran. Karena, dengan mengetahui sejarah Al-quran kita dapat mengetahui kisah-kisah yang pernah terjadi di masa lalu dan mengambil hikmah dari setiap kejadiannya serta menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
            
1.2  Rumusan
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka kami merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana pendapat para tokoh tentang Qashash Al- Qur’an?
2.      Berapakah macam-macam Qashash Al- Qur’an?
3.      Bagaimana faedah-faedah Qashash Al- Qur’an?
4.      Apakah Urgensi mempelajari Qashash Qur’an?





           
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Qashash Al- Qur’an
              Menurut bahasa kata Qashash jamak dari Qishash, artinya kisah, cerita, berita atau keadaan. Sedangkan menurut istilah Qashashul Quran ialah kisah-kisah dalam Al-Qur’an tentang para Nabi dan Rasul mereka, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Qishash menurut Muhammad Ismail Ibrahim yang berarti “hikayat (dalam bentuk) prosa yang panjang”.
               Kata al-qashash adalah bentuk masdar seperti dalam firman Allah QS Al-Kahfi (18):64 disebutkan: “Musa berkata: “Itulah (tempat) yang kita cari”. Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula”. Maksudnya yaitu kedua orang itu kembali lagi untuk mengikuti jejak darimana keduanya itu datang.
              Firman Allah melalui lisan Ibu Musa dalam QS. Al-Qashash (28): 11 sebagai berikut: “Dan berkatalah ibu Musa kepada saudara Musa yang perempuan: ”ikutilah dia” Maka kelihatanlah olehnya Musa dari jauh, sedang mereka tidak mengetahuinya”. Maksudnya ikutilah jejaknya sampai kamu melihat siapa yang mengambilnya. Dalam bahasa Indonesia dimaknai sebagai kisah yang berasal dari kata al-qashash yang berarti mencari atau mengikuti jejak.
              Qashash berarti berita yang berurutan. Firman Allah SWT dalam surat Ali’Imran (3): 62, artinya: “Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan Sesungguhnya Allah, dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
              (Sesungguhnya ini adalah berita yang benar). Dan FirmanNya dalam surat Yusuf (12): 111, artinya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal). Sedang al-qishash berarti urusan, berita, perkara, dan keadaan.
              Qashash Al-Qur’an adalah kabar-kabar Al-Qur’an tentang keadaan- keadaan umat yang telah lalu dan kenabian masa dahulu, serta peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
              Qashash Al-Qur’an adalah pemberitaan Qur’an tentang hal ihwal umat yang telah lalu, nubuwah (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.     
              Al-Qur’an banyak menerangkan tentang kejadian-kejadian masa lalu, sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat. Di dalamnya juga diceritakan semua keadaan mereka dengan cara yang menarik dan indah susunan bahasanya dan makna yang terkandung didalamnya. Pengertian tersebut di atas, dapat dikatakan, bahwa muatan kisah-kisah yang dalam al-Qur’an semuanya cerita yang benar-benar terjadi, tidak ada cerita fiksi, khayal, apalagi dongeng.
                   Adapun perspektif al-Qur’an, Allah swt. mengungkapkan diri-Nya melalui peristiwa-peristwa, namun wahyuNya menggunakan tema-tema yang sudah terkenal dan dinyatakan kembali sampai orang-orang beriman meresapinya.
                  
                 
2.2  Macam-Macam Qashash Al- Qur’an
             Di dalam Al-Qur’an banyak dikisahkan beberapa peristiwa yang pernah terjadi dalam sejarah. Dari Al-Qur’an dapat diketahui beberapa kisah yang pernah dialami orang-orang jauh sebelum kita sejak Nabi Adam; seperti kisah para Nabi dan kaumnya. Kisah orang-orang Yahudi, Nasrani, Sabi’in, Majuzi, dan lain sebagainya.
             Selain itu Al-Qur’an juga menceritakan beberapa peristiwa yang terjadi di jaman Rasulullah SAW. seperti kisah beberapa peperangan (Badar, Uhud, Hunain) dan perdamaian (Hudaibiyah) dan lain sebagainya.
             Kisah-kisah dalam Al-Qur’an dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
A.    Dari Segi Waktu
       Ditinjau dari segi waktu kisah-kisah dalam Al-Qur’an ada tiga, yaitu:
1.      Kisah hal gaib yang terjadi pada masa lalu. Contohnya:
·      Kisah tentang dialog Malaikat dengan Tuhannya mengenai penciptaan khalifah bumi sebagaimana dijelaskan dalam (Q.S. Al-Baqarah: 30-34).
·      Kisah tentang penciptaan alam semesta sebagaimana terdapat dalam (Q.S. Al-Furqan: 59, Qaf: 38).
·      Kisah tentang penciptaan Nabi Adam dan kehidupannya ketika di surga sebagaimana terdapat dalam (Q.S. Al-A’raf: 11-25)
2.      Kisah hal gaib yang terjadi pada masa kini. Contohnya :
·      Kisah tentang turunnya malaikat-malaikat pada malam Lailatul Qadar seperti diungkapkan dalam (Q.S. Al-Qadar: 1-5)
·      Kisah tentang kehidupan makhluk-makhluk gaib seperti setan, jin atau iblis seperti diungkapkan dalam (Q.S. Al-A’raf: 13-14)
3.      Kisah hal gaib yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Contohnya:
·      Kisah tentang akan datangnya hari kiamat seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Qari’ah, Surat Az-Zalzalah dan lainnya.
·      Kisah tentang Abu Lahab kelak di akhirat seperti diungkapkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Lahab
·      Kisah tentang kehidupan orang-orang di surga dan orang-orang yang hidup di dalam neraka seperti diungkapkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Gasyiah dan lainnya.  
B.     Dari Segi Materi
       Ditinjau dari segi materi, kisah-kisah dalam Al-Qur’an ada tiga, yaitu:
1.      Kisah-kisah para Nabi, seperti:
·      Kisah Nabi Adam (Q.S. Al-Baqarah: 30-39, Al-A’raf: 11) dan lainnya.
·      Kisah Nabi Nuh (Q.S. Hud: 25-49).
·      Kisah Nabi Hud (Q.S. Al-A’raf: 65,72,50,58).
·      Kisah Nabi Idris (Q.S. Maryam: 56-67, Al-Anbiya: 85-86).
·      Kisah Nabi Yunus (Q.S. Yunus: 98, Al-An’am: 86-87).
·      Kisah Nabi Luth (Q.S. Hud: 69-83).
·      Kisah Nabi Salih (Q.S. Al-A’raf: 85-93).
·      Kisah Nabi Musa (Q.S. Al-Baqarah: 49, 61, Al-A’raf: 103-157) dan lainnya.
·      Kisah Nabi Harun (Q.S. An-Nisa: 163).
·      Kisah Nabi Daud (Q.S. Saba: 10, Al-Anbiya: 78).
·      Kisah Nabi Sulaiman (Q.S. An-Naml: 15, 44, Saba: 12-14).
·      Kisah Nabi Ayub (Q.S. Al-An’am: 34, Al-Anbiya: 83-84).
·      Kisah Nabi Ilyas (Q.S. Al-An’am: 85).
·      Kisah Nabi Ilyasa (Q.S. Shad: 48).
·      Kisah Nabi Ibrahim (Q.S. Al-Baqarah: 124, 132, Al-An’am: 74-83).
·      Kisah Nabi Ismail (Q.S. Al’An’am: 86-87).
·      Kisah Nabi Ishaq (Q.S. Al-Baqarah: 133-136).
·      Kisah Nabi Ya’qub (Q.S. Al-Baqarah: 132-140).
·      Kisah Nabi Yusuf (Q.S. Yusuf: 3-102).
·      Kisah Nabi Yahya (Q.S. Al-An’am: 85).
·      Kisah Nabi Zakaria (Q.S. Maryam: 2-15).
·      Kisah Nabi Isa (Q.S. Al-Maidah: 110-120).
·      Kisah Nabi Muhammad (Q.S. At-Takwir: 22-24, Al-Furqan: 4, Abasa: 1-10, At-Taubah: 43-57 dan lainnya).
2.      Kisah tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa lampau yang tidak dapat dipastikan kenabiannya. Contohnya:
·      Kisah tentang Luqman (Q.S. Luqman: 12-13).
·      Kisah tentang Dzul Qarnain (Q.S. Al-Kahfi: 83-98).
·      Kisah tentang Ashabul Kahfi (Q.S. Al-Kahfi: 9-26).
·      Kisah tentang Thalut dan Jalut (Q.S. Al-Baqarah: 246-251).
·      Kisah tentang Maryam (Q.S. Maryam: 16-35).
·      Kisah tentang Yajuj Ma’fuz (Q.S. Al-Anbiya: 95-97).
·      Kisah tentang Bangsa Rumawi (Q.S. Ar-Rum:2-4, dan kisah-kisah lainnya.
3.      Kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Rasulullah SAW. Contohnya:
·      Kisah tentang Ababil (Q.S. Al-Fil: 1-5).
·      Kisah tentang Hijrahnya Nabi SAW (Q.S. Muhammad: 13).
·      Kisah tentang perang Badar dan Uhud uang diuraikan dalam Quran surat Ali Imran.
·      Kisah tentang perang Hunain dan At-Tabuk dan lain sebagainya.
2.3  Faedah Qashash Al-Qur’an
       Beberapa faedah Qashash Al-Qur’an sebagai berkut:
a.    Menjelaskan asas-asas dakwah agama Allah dan menerangkan pokok-pokok syari’at yang disampaikan para Nabi.
b.    Memantapkan hati Rasulullah SAW dan umatnya dalam mengamalkan agama Allah (Islam) dan menguatkan kepercayaan para mukmin tentang akan datangnya pertolongan Allah dan kehancuran orang-orang yang sesat.
c.    Membenarkan para Nabi terdahulu, menghidupkan kenangan terhadap mereka serta mengabadikan jejak peninggalannya.
d.   Menampakkan kebenaran Nabi Muhammad SAW. dalam dakwahnya, dengan apa yang diberitakannya tentang hal ihwal orang-orang terdahulu di sepanjang kurun dan generasi.
e.    Menyingkap kebohongan-kebohongan ahli kitab yang telah menyembunyikan isi kitab mereka yang murni dan mengoreksi pendapat mereka.
f.     Menanamkan akhlakul karimah dan budi yang mulia
g.    Menarik perhatian para pendengar yang diberikan pelajaran kepada mereka
h.    Kisah termasuk salah satu bentuk sastra yang dapat menarik perhatian para pendengar dan memantapkan pesan-pesan yang terkandung didalamnya ke dalam jiwa.13
2.4 Urgensi mempelajari Qashashul Qur’an
                  




                
BAB III ANALISA

            Al-Qura’an merupakan kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat oleh Allah SWT sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya yaitu kitab Injil yang di turunkan kepada Nabi Isa AS, kitab Taurat yang di turunkan kepada Nabi Musa AS ,dan kitab Zabur yang di turunkan kepada Nabi Daud AS.
            Qashashul Qur’an merupakan berita, peristiwa, kejadian yang menceritakan umat-umat terdahuludan Nabi-nabi mereka serta menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Di dalam Al-Qur’an juga menceritakan ilmu gaib, misalkan kisah penciptaan alam semesta, kisah turunnya malaikat-malaikat pada Malam Lailatul Qadar, kisah tentang akan datangnya hari kiamat dan lain sebagainya.
            Terkadang Al-Qur’an menceritakan kejadian manusia pertama Nabi Adam a.s.
           
Dengan melihat beberapa pendapat tentang arti Qishash di atas dapat diambil pengertian bahwa Qishash sama dengan suatu kisah yang menceritakan tentang segala peristiwa, kejadian atau berita yang telah terjadi dari suatu cerita untul menelusuri jejaknya.
Secara kuantitas al-Qur’an menurut keterangan peristiwa-peristiwa masa lalu, baik sejarah bangsa-bangsa, keadaan negeri-negeri dan peninggalan atau jejak setiap umat dengan kualitas bahasa yang menarik setiap pembaca untuk menyimaknya. Pengertian tersebut di atas, dapat dikatakan, bahwa muatan kisah-kisah yang dalam al-Qur’an semuanya cerita yang benar-benar terjadi, tidak ada cerita fiksi, khayal, apalagi dongeng.



BAB IV KESIMPULAN
            Al-qur’an merupakan kitab suci umat Islam dan manusia seluruh alam yang tidak dapat diragukan kebenarannya dan berlaku sepanjang zaman, baik masa lalu, masa sekarang maupun masa yang akan datang. Sebagian isi kandungan dalam Alquran kebanyakan memuat tentang Qashash (sejarah) umat-umat terdahulu sebagai bahan pelajaran bagi umat sekarang (umat Islam). Qashash Al-Qur’an adalah berita, kejadian, peristiwa, kabar-kabar umat terdahulu yangpernah terjadi.
            Tujuan adanya Qashash Al-Qur’an adalah untuk kita sebagai umat Islam senantiasa mencintai sejarah dan menjadikan sejarah itu sebagai ibrah (pelajaran) untuk memperkokoh keimanan dan membimbing kita ke jalan yang benar yang di ridhai Allah SWT.
            Pengelompokan Qashash Al-Qur’an ada dua, yaitu dari segi waktu dan dari segi materinya. Dari segi waktu dibedakan menjadi 3, yaitu: pada masa dulu, masa kini, dan masa yang akan datang. Dari segi materinya dibedakan menjadi 3, yaitu: kisah-kisah para Nabi, Kisah tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi masa lampau yang tidak dapat dipastikan kenabiannya, dan Kisah yang berpautan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Rasulullah SAW.
            Fungsi dari kejadian-kejadian yang ada di dalam Al-qur’an adalah untuk dakwah menegakkan Syariat Islam serta membantah kebohongan kaum kafir dan menjadikannya sebagai pelajaran yang amat sangat berharga bagi umat Islam. 




DAFTAR PUSTAKA


Nurjanah, Siti., Dra. Ulum Al-Qur’an. STAIN. 2013.
Syadali, Ahmad.,Drs.H.,Drs.H.Ahmad Rofi’i.(2000).Ulumul Quran II, ed. Drs.
               Maman Abd. Djaliel. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.
Ash-Shiddieqy, T.M. Hasbi. Ilmu-Ilmu Alquran. Jakarta: Bulan Bintang. 1972.
Djalal H.A, Abdul.,Prof. Dr. H. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu. 2000.
Al-Khattan, manna’khalil, studi ilmu-ilmu al-qur’an. Bogor: Pustaka Litera
Antara Nusa. 1996. Cet. Ke-3
 

No comments: