SEMANGAT BELAJAR: 2014

Wednesday 24 December 2014

ILMU PENGETAHUAN UMUM

BAB I
PEMBUKAAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam setiap pembelajaran dalam pendidikan, tidak akan terlepas dari sutau obyek sasaran pendidikan dan begitupun subyek yang membangunnya. Suatu sistem pendidikan dapat terbangun secara sinergis dan baik apabila obyek dan subyeknya dapat terpenuhi dengan baik pula. Namun pada kenyataannya masih banyak hal yang belum terpenuhi antara keduanya, mungkin dalam hal sistem pendidikan kulitas maupun kuantitas pendidikan ada didalamnya yang masih terjauh dari kriteria baik dalam sistem pendidikan yang diterapkan sebelumnya. Sitem pendidikan yang baik adalah ketika semua unsur yang ada didalamnya dapat berjalan berbarengan demi memajukan sitem pendidikan, baik secara fisik maupun non fisik.
Pendidikan merupakan satu diantara sekian kebutuhan bangsa yang harus terpenuhi, bahkan tingkat kemajuan suatu negara dapat ditentukan melalui sistem pendidikan. Pendidikan menjadi peran penting dalam kemajuan masyarakat kedepan, bukan hanya membenahi kualitas masyarakat dalam berperadaban tetapi juga mencetak masyarakat yang memiliki daya saing tinggi dalam berpikir di era modern seperti saat ini. Oleh sebab itu kualitas pendidikan berperan penting dan menyeluruh dalam pembangunan negara.
Pendidikan akan sangat berpengaruh dalam perkembangan generasi yang siap menghadapi persaingan kedepan. Salah satu tujuan pendidikan tidak terlepas dari hal itu, mebenahi struktur yang baik dari tingkat bawah, hingga menuju tingkat yang matang dalam merubah pandangan menuju masyarakat madani. Kepentingan dalam berpendidikan berpengaruh besar dalam menentukan generasi bangsa selanjutnya, itulah kenyataan yang sebenarnya. Karena hal itulah mengapa suatu peradaban dalam negara akan lebih ditentukan oleh kualitas pendidikannya, dimana semakin kualitas pendidikan di negara tersebut baik maka kulaitas pendidikannya pasti baik.
Adapun beberapa penjelasan yang akan disampaikan pada makalah ini terkait dengan pendidikan maupun sistem yang ada, dan terlaksana dinegara ini, sebagai berikut.

B.     Rumusan Masalah
1)      Apakah pengertian pendidikan?
2)      Siapa saja yang ikut berpengaruh dalam peran pendidikan?
3)      Apasajakah sistem yang ditanamkan didalamnya?
4)      Kendala apasajakah yang mempengaruhi sistem pendidikan?

C.    Tujuan Masalah
1.      Mengetahui sistem pendidikan yang sedang berlangsung.
2.      Memahami pendidikan sebagai suatu yang penting dan berpengaruh di era moderen.
3.      Mengetahui peran apasaja yang ada dalam pendidikan baik peran fisik maupun non fisik.



BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Pendidikan

Untuk memahami pendidikan, ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada pemahaman hakikat pendidikan, yakni kata paedagogie (pendidikan) dan paedagogiek (ilmu pendidikan).[1] Pendidikan (paedagogie) yaitu lebih menekankan dalam hal praktek, yaitu menyangkut kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan ilmu pendidikan (paedagogiek) yaitu lebih menitik beratkan kepada pemikiran permenungan tentang pendidikan. Pemikiran bagaimana sebaiknya sistem pendidikan, tujuan pendidikan, materi pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, cara penilaian, cara penerimaan siswa, guru yang bagaimana, jadi lebih menitik beratkan terhadap teori. Tetapi keduanya tersebut harus dilaksanakan secara berdampingan, saling memperkuat peningkatan mutu dan tujuan pendidikan.
Pendidikan dimulai di keluarga atas anak (infant) yang belum mandiri, kemudian diperluas di lingkungan tetangga atau komunitas sekitar (millieu), lembaga prasekolah, persekolahan formal dan lain-lain tempat anak-anak mulai dari kelompok kecil sampai rombongan relatif besar (lingkup makro) dengan pendidikan dimulai dari guru rombongan  atau kelas yang mendidik secara mikro dan menjadi pengganti orang tua.
Pendidikan pada sisi berikutnya mengemuka sebagai gejala perilaku dan upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar primer bertahan hidup (survival), bagian kegiatan untuk meningkatkan kehidupan agar lebih bermakna atau bernilai. Gejala pendidikan timbul ketika sekumpulan individu ingin memenuhi kebutuhan makna (meaning) yang lebih tinggi atau abstrak seperti pengetahuan, nilai keadilan, kemakmuran, dan keterampilan agar terbebas dari kondisi kekurangan seperti kemiskinan, penyakit, atau kurangnya kemampuan berinteraksi dengan alam sekitar.

2.      Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang penting, mengingat perjalanan setiap institusi yang memiliki visi yang jelas selalu dimulai dari tujuan (start from the end). Demikian pula pendidikan yang kini menjadi harapan mengarahkan pada kehidupan yang lebih baik hendaknya selalu berangkat dari tujuan  yang akan dicapai. Apabila tujuan yang akan dicapai sudah jelas, maka langkah selanjutnya dapat diteruskan dengan memikirkan perangkat-perangkat lain yang mendukung pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.[2]
Berhasil atau tidaknya keinginan tiap-tiap orang ada sangkut  pautnya dengan bakat dan pembawaan dari tiap-tiap anak itu sendiri, yang harus diperhatikan oleh orang tuanya. Kadang-kadang keinginannya itu tidak sesuai dengan pembawaanya, maka sukarlah akan tercapai tujuannya.
Menurut sejarah bangsa Yunani tujuan pendidikannya ialah ketentraman. Mereka berpendapat, bahwa berperang adalah suatu perkara yang sangat penting untuk kemuslihatan hidupnya atau dunianya. Oleh karena itu, mereka sangat mementingkan pendidikan jasmani, agar badan menjadi sehat, kuat dan tangkas, serta siap menghadapi peperangan di mana perlu.
Adapun menurut Islam, tujuan pendidikan ialah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, patuh dan tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Sehingga ia dapat berbahagia lahir bathin, dunia akhirat.

A.       Tujuan Pendidikan Indonesia

a.       Tujuan pendidikan secara umum yaitu untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan tidak baik menjadi kebiasaan baik yang terjadi selama kita hidup untuk memperbaiki kualitas diri menjadi lebih baik dan mampu menjawab tantangan di masa depan.
b.      Tujuan pendidikan sesuai dengan substansi Pancasila, yaitu menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
c.       Tujuan pendidikan berdasarkan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (versi Amandemen) Pasal 31 ayat 3 “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”.
d.      Tujuan pendidikan berdasarkan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (versi Amandemen) Pasal 31 ayat 5 “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.
e.       Tujuan pendidikan berdasarkan Undang-Undang No.2 Tahun 1989 Pasal 4 “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi-pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung-jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
f.       Tujuan pendidikan berdasarkan Undang-Undang No.2 Tahun 1989 Pasal 15 “Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam dunia kerja atau pendidikan tinggi”.
g.      Tujuan pendidikan berdasarkan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Untuk  lebih mudah pencapaian tujuan dari setiap unit kependidikan dari tujuan pendidikan nasional, maka terdapat pula tujuan pendidikan institusional. Tujuan institusional ini sesuai dengan tingkat dan jenjang pendidikannya, seperti tujuan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan tujuan pendidikan Perguruan Tinggi. Semua tujuan institusional tersebut mengacu pada tujuan pendidikan nasional yang dituangkan dalam kurikulum masing-masing jenjang pendidikan.
Dari tujuan institusional, masing-masing unit atau jenjang pendidikan membuat tujuan yang lebih kecil lagi, yaitu tujuan kurikuler. Dalam tujuan kurikuler telah tercantum tujuan bidang studi IPS, IPA, bahasa dan lain-lain.

B.     Macam-macam Tujuan Pendidikan

Menurut Langeveld, tujuan pendidikan itu ada bermacam-macam, yaitu[3]:
1.      Tujuan umum
2.      Tujuan khusus
3.      Tujuan tak lengkap
4.      Tujuan insidentil
5.      Tujuan sementara
6.      Tujuan perantara

1)      Tujuan umum
Tujuan ini juga disebut tujuan total, tujuan yang sempurna atau tujuan akhir. Menurut Kohnstam dan Gunning bahwa tujuan akhir dari pendidikan itu adalah untuk membentuk insan kamil atau manusia sampurna. Manusia dapat dikatakan sebagai insan kamil, apbila hidupnya menunjukkan adanya keselarasan atau harmonis antara jasmaniah dan rohaniah. Harmonis antara segi-segi dalam kejiwaan, antara kehidupan sebagai individu dan kehidupan bersama.
 Atau dengan kata lain bahwa kehidupan sebagai insan kamil adalah merupakan suatu kehidupan dimana terjamin adanya ketiga inti hakikat manusia, yaitu: manusia sebagai mahluk individuil, manusia sebagai mahluk sosial dan manusia sebagai mahluk susila.

2)      Tujuan khusus
Untuk menuju tujuan umum itu, perlu adanya pengkhususan tujuan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi-situasi tertentu. Misalnya:
-          Disesuaikan dengan cita-cita pembangunan suatu bangsa.
-          Disesuaikan dengan tugas dari suatu badan atau lembaga pendidikan.
-          Disesuaikan dengan bakat kemampuan anak didik.
-          Disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan sebagainya.
     Tujuan-tujuan pendidikan yang telah disesuaikan dengan keadaan-keadaan tertentu, dalam rangka untuk mencapai tujuan umum pendidikan inilah yang dimaksud tujuan khusus.

3)      Tujuan tak lengkap
     Setiap aspek pendidikan mempunyai tujuan pendidikan sendiri-sendiri. Tujuan dari masing-masing aspek pendidikan inilah yang dimaksud dengan tujuan pendidikan tak lengkap. Sebab masing-masing aspek pendidikan itu menganggap dirinya seolah-olah terlepas dari aspek pendidikan yang lain. Pada hal masing-masing aspek pendidikan itu hanyalah merupakan bagian-bagian dari pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu tujuan dari masing-masing aspek itu harus dilengkapi dengan tujuan dari aspek-aspek yang lain.
     Kita tidak boleh mementingkan salah satu aspek saja, dan mengabaikan aspek-aspek yang lain. Karena akan mengakibatkan adanya pendidikan yang berat sebelah, dan tidak dapat menghasilkan perkembangan yang harmonis dari anak didik. Misalnya: kita hanya mementingkan pengrtahuan teori saja, dan kurang memperhatikan segi praktis, hal ini akan mengakibatkan pendidikan yang bersifat teoritis. Artinya akan menjadi canggung bila menghadapi keadaan yang sesungguhnya yang ada didalam kehidupan.

a.      Tujuan insidentil (tujuan seketika atau sesaat)
     Tujuan ini timbul secara kebetulan, secara mendadak dan hanya bersifat sesaat. Misalnya: tujuan untuk mengadakan hiburan atau variasi dalam kehidupan sekolah. Maka diadakanlah darmawisata ke suatu tempat. Dalam hal ini tujuan itu telah selesai, setelah darmawisata itu dilaksanakan.
     Meskipun tujuan insidentil ini hanya bersifat kebetulan dan bersifat sesaat, namun bukan berarti bahwa tujuan insidentil ini tidak ada hubungannya dengan tuuan-tujuan pendidikan yang lain atau dengan tujuan umum, melainkan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman yang diperoleh oleh anak selama darmawisata itu sangat berguna untuk kehidupan mendatang.

b.      Tujuan sementara
     Tujuan semantara adalah tujuan-tujuan yang ingin kita capai dalam fase-fase tertentu dari pendidikan. Misalnya: anak dimasukkan ke sekolah, tujuannya adalah agar anak dapat mambaca dan menulis.
     Dapat membaca membaca dan menulis ini adalah maerupakan tujuan sementara, tujuan yang lebih lanjut ialah agar anak dapat belajar ilmu pengetahuan dari buku-buku, dapat belajar dari buku juga merupakan tujuan sementara, tujuan yang lebih lanjut ialah agar anak dapat memiliki ilmu pengetahuan tertentu. Dan seterusnya.

c.       Tujuan perantara
     Tujuan perantara disebut juga tujuan intermediair. Tujuan ini adalah merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain. Misalnya: kita belajar bahasa Arab, bahasa Belanda atau yang lain. Tujuan belajar bahasa ini ialah agar kita dapat mempelajari buku-buku yang tertulis dalam bahasa Arab atau dalam bahasa yang lain. Jadi, belajar bahasa asing disini hanyalah sekedar merupakan alat saja.
     Dari maca-macam tujuan pendidikan tersebut, semuanya mengarah kepada tujuan umum pendidikan, yaitu menuju kehidupan sebagai insan kamil, dimana terjamin adanya hakikat manusia secara harmonis.
           















BAB III
KESIMPULAN

Untuk memahami pendidikan, ada dua istilah yang dapat mengarahkan pada pemahaman hakikat pendidikan, yakni kata paedagogie (pendidikan) dan paedagogiek (ilmu pendidikan). Tujuan pendidikan secara umum yaitu untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan tidak baik menjadi kebiasaan baik yang terjadi selama kita hidup untuk memperbaiki kualitas diri menjadi lebih baik dan mampu menjawab tantangan di masa depan.
Tujuan pendidikan ada 7 macam, yaitu: Tujuan umum, Tujuan khusus,Tujuan tak lengkap, Tujuan insidentil, Tujuan sementara, Tujuan perantara.







DAFTAR PUSTAKA

Ukim Komaruddin, M.Sukarjo. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: PT Rajawali Grafindo.
Nur Uhbiyati, Abu Ahmadi. 2007. Ilmu Pendidikan.  Jakarta: Rineka Cipta. S