A.
MENGHITUNG
MODUS, MEDIAN, MEAN DATA BERGOLONG
Ukuran
tendensi sentral merupakan sebuah tolak ukuran dalam menentukan pusat obyek yang akan diamati dalam sebuah
kelompok yang lebih mengarah kepanya.. Ukuran ini sangat penting guna
menentukan dengan tepat mana obyek yang akan di amati ataupun diteliti secara
berkelanjutan. Karena kelompok data yang berbeda-beda memiliki sifat numerikal
yang berlainan, maka suatu ukuran tendensi sentral dapat lebih baik dalam
menggambarkan sekelompok data tertentu dari yang lain.Adapun tiga tedensi sentral yang akan dibahas yaitu Modus, Median, dan Mean.
Dalam
mengetahui bagaimana fungsi dari penjumlahan nilai Modus, Median, dan Mean.
Maka membutuhkan contoh data dalam hal ini yaitu tentang hasil test kemampuan
manajerial terhadap 100 pegawai di PT. Mekar Sari, setelah disusun kedalam
distribusi adalah sebagai berikut ( Range nilai kemampuan manajerial
antara 0 s/d 100 ).
DITRIBUSI
NILAI KEMAMPUAN MANAJERIAL 100 PEGAWAI PT. MEKAR SARI
Interval Nilai kemampuan
|
Frekuensi
/ jumlah
|
21 –
30
31 –
40
41 –
50
51 –
60
61 –
70
71 –
80
81 –
90
91 –
100
|
2
6
18
30
20
10
8
6
|
Jumlah
|
100
|
Berdarkan tabel tersebut hitunglah, Mode /
Modus, Median, dan Mean.
1.
Modus
Pengertian Modus yaitu data yang sering muncul dalam
distributor frekuensi atau data bergolong.
Modus atau Mode merupakan sebuah tehnik yang digunakan untuk menjelaskan sebuah
penelitian dalam berkelompok yang dilihat dalam tingkat data tersebut sering
muncul atau memilki frekuensi tertinggi. Mode dapat digunakan untuk menghitung
dan menganalisis obyek data kuantitatif maupun kualitatif. Maka Modus memiliki rumus sebagai berikut:
Keterangan :
Mo =
Modus
b =
Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak
p =
panjang kelas interval
b1 =
frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval yang terbanyak) dikurangi frekuensi kelas
interval terdekat sebelumnya.
b2 =
frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya.
Berdasarkan tabel distributor frekuensi tentang
nilai kemampuan manajerial 100 pegawai di PT Tanjung Sari maka dapat di temukan
:
a.
Kelas Modus = Kelas ke empat (f-nya tersebar =
30)
b.
b = 51 – 0,5 = 50,5
c.
b1 = 30 -18
= 12 ( 30 = f Kelas modus, 18 = f
kelas sebelumnya)
d.
b2 = 30 – 20 = 10 (30 = f kelas modus, 20 =
f Kelas sesudahnya )
jadi Modusnya = 50,5 + 10( 12
) = 55,95
12
+ 10
Latihan
Gaji
Karyawan
|
Frekuensi
|
30 –
39
40 –
49
50 –
59
60 -
69
70 -
79
80 –
89
90 –
99
|
4
6
8
12
9
7
4
|
Jumlah
|
50
|
Penjelasan :
a.
beda (b)
= 60 – 0.5 = 59.5
b.
p = 10
Mo = b + p( b1 )
b1
+ b2
= 59.5 + 10 ( 4
)
4 + 3
= 59.5 + 5.71
= 65.27
2.
Median
Median
merupakan salah satu tehnik penjelasan berkelompok yang didasarkan atas nilai
tengah dari kelompok data yang ada yang telah disusun urutannya dari yang
terkecil sampai yang tersebesar.
Median merupakan nilai tengah yang
berfungsi untuk menentukan data yang banyak atau sedikitnya jumlah
kecenderungan pada obyek. Median dapat menunjukan lebih besar atau sama dengan
atau lebih kecil jumlah nilai untuk sebuah variabel. Median dapat juga disebut
rata-rata letak karena yang menjadi dasar adalah letak variabel bukan nilainya.
Untuk menghitung Media rumus yang digunakan yaitu :
Keterangan :
Md = median.
b =
batas bawah, dimana median akan terletak
n =
banyak data / jumlah sampel
p =
panjang kelas interval
F =
jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f =
frekuensi kelas median
median
dari nilai kemampuan menegerial100 pegawai PT Mekar Sari dapat dihitung dengan
rumus di atas yaitu :
setengah
dari seluruh data (1/2 n ) = ½ x 100 = 50. Jadi median akan terletak
pada interval ke empat, karena sampai pada interval ini jumlah frekuensi sudah
lebih dari 50, tepatnya 56.
Dengan
demikian pada interval ke empat merupakan kelas median batas bawahnya (b)
adalah 51 – 0,5 = 50,5. Panjang kelas mediannya (p) adalah 10, dan frekuensi =
30 . adapun F = 2 + 6 + 18 = 26
Jadi Mediannya = 50, 5 + 10 ( 50 – 26 ) =
58,5
30
Latihan
Latihan diambil dari Gaji Karyawan
Gaji
Karyawan
|
Frekuensi
|
30 –
39
40 –
49
50 –
59
60 -
69
70 -
79
80 –
89
90 –
99
|
4
6
8
12
9
7
4
|
Jumlah
|
50
|
Penjelasan :
a.
Beda (b)
= 60 – 0.5 = 59.5
b.
p
(panjang interval) = 10
c.
n
(jumlah frekuensi = 50
d. F = 8 + 6 + 4 = 8
e.
f = 12
sehingga :
Me = b +
p ( ½ n – F )
F
= 59.5 + 10 ( ½ 50 – 18 )
12
= 59.5 + 5.8
= 65.5
3.
Mean
Mean
merupakan tehnik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari
kelompok tersebut.[8]
Nilai rata-rata akan mewakili sebuah nilai variabel yang akan di teliti apakah
berjumlah besar ataupun kecil melalui rata-rata hitung. Untuk menghitung mean
dari data bergolong, maka terlebih dahulu data tersebut di susun menjadi tabel
agar mudah dalam perhitungannya.
DISTRIBUSI
NILAI KEMAMPUAN MANAJERIAL 100 PEGAWAI PT. MEKAR SARI
Interval
Nilai
|
xi
|
fi
|
fi.
xi
|
21 –
30
31 –
40
41 –
50
51 –
60
61 –
70
71 –
80
81 –
90
91 –
100
|
25,5
35,5
45,5
55,5
65,5
75,5
85,5
95,5
|
2
6
28
30
20
10
8
6
|
51
213
819
1665
1310
755
685
573
|
Jumlah
|
100
|
6070
|
Rumus untuk menghitung Mean dari data bergolong
yaitu :
Keterangan :
Me =
Mean untuk data bergolong
∑ fi
= Jumlah data/
sampel
fi. xi = produk perkalian antara fi pada
setiap interval dan dengan data kelas (xi). Tanda kelas (xi)
adalah rata-rata dari nilaiterendah dan tertinggi setiap interval data.
Misalnya fi untuk interval pertama
= 21 + 30
= 25,5
2
Berdasarkan tabel bantuan tersebut, maka Mean
dari data bergolong itu dapat di hitung dengan rumus yang telah di berikan.
Me = x = 6070
= 60,70
100
Jadi rata-rata Mean dari nilai kemampuan 100
pegawai PT. Mekar Sari tersebut adalah 60,70.
Dalam rata-rata hitung antara Median dengan Mean, secara
kasat mata penggunaan keduanya memiliki kesamaan yaitu tentang menghitung
rata-rata nilai dari variabel. Namun secara bentuk rata-rata posisi, keduanya
memilki perbedaan. Besar kecilnya angka median kurang berperan selain
posisinya dalam urutan yang dapat menaik dan menurun. Untuk penafsiran
rata-rata populasi lewat tehnik penyampelan, rata-rata hitung lebih banyak
dipergunakan dari pada median.
Latihan
Gaji
Karyawan
|
fi
|
30 –
39
40 –
49
50 –
59
60 –
69
70 –
79
80 –
89
90 –
99
|
4
6
8
12
9
7
4
|
Jumlah
|
50
|
Penjelasan
:
Gaji
Karyawan
|
fi
|
xi
|
fi.
xi
|
30 –
39
40 –
49
50 –
59
60 –
69
70 –
79
80 –
89
90 –
99
|
4
6
8
12
9
7
4
|
34.5
44.5
54.5
64.5
74.5
84.5
94.5
|
138
267
436
774
670.5
591.5
378
|
Jumlah
|
50
|
3255
|
Me = ∑ fi.
xi = 3255
= 65.1
∑ fi 50
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan yang telah disampaikan, dapat kita ketahui bahwa rumus untuk
menggunakan data tunggal dan bergolong berbeda terkhusus untuk rumus Modus,
Median, dan Mean. Hal ini karena, data bergolong lebih lebih banyak dan rumit
apabila tidak menggunakan rumusan yang tepat. Pengertian modus untuk data
bergolong yaitu data atau nilai yang sering keluar dalam setiap penelitian.
Sedangkan Mean merupakan nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Mean merupakan
rata-rata keseluruhan jumlah data.
Melalui makalah ini pula
menjelaskan bahwa, terdapat hubungan antara modus, median, dan mean yaitu
mereka satu sama lain memili kesamaan juga keterkaitan. Modus dan mean memiliki
kesamaan dalam menghitung jumlah populasi sample secara keseluruhan sedang
median mengambil dari posisi variabel pada populasi sebagai sample dengan
syarat variabel median memiliki rata-rata 50-50. Ketiganya saling berkaitan
sehingga apabila di kurva modus, median, dan mean akan berada pada satu titik
puncak kurva atau yang disebut simetris.
B.
SARAN
Dari
penjelasan dalam makalah ini, penulis bermaksud mengajak kepada pembaca agar
menggunakan dengan baik dan seksama rumus-rumus
tersebut kedalam sebuah penelitian dan penyusunan data tabel dll. Karena
dengan menggunakan dan memanfaatkan rumus-rumus tersebut dengan teliti, maka
akan membentuk dan menghasilkan karya laporan penelitian dan hasil lapangan
yang akurat atau valid. Maka dari itu, Modus, Median, dan Mean bukanlah sekedar
rumus yang dihafal dan hanya di tempatkan dalam teks buku. Akan tetapi
merupakan sebuah rumus yang di terapkan dalam lapangan penelitian.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad,
Jazim. 2010. Statistik Dasar. Metro.
Mangkuatmodjo,
Soegyarto.2003. Pengantar Statistik.Jakarta.PT Rineka Cipta.
Nurgiyantoro, Burhan. dkk. 2009. Statistik
Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial.Yogyakarta.Gadjah Mada University
Press.