Prilaku Verbal dan Non Verbal
السلوك
الكلامى والسلوك غير الكلام
1.
Pengertian Prilaku Verbal dan Non Verbal
Pada
setiap berkomunikasi sehari-hari manusia, tentu memerlukan sebuah sarana yang
dapat memberitahukan perihal keadaannya ataupun perasaan mereka. Pemahaman ini
sangat menimbulkan dampak yang baik bagi timbulnya bahasa.bahasa adalah sarana
utama komunikasi dalam kehidupan budaya manusia. Manusia melakuhkan berbagai bentuk dan cara untuk dapat memperlihatkan hal
tersebut kepada orang lain disekitarnya agar dapat ditangkap apa maksud
dari bentuk dan cara tersebut melalui
bahasa. Apabila mereka saling merespon maka hal itulah yang disebut dengan
komunikasi yaitu saling mengerti apa yang dimaksud dalam interaksi tersebut.
Melalui bahasa
sebagai sarana berkomunikasi maka sangat penting tumbuhnya bahasa dan
perkembangannya. Dalam keterkaitan hal tersebut penggunaan bahasa selalu
berkaitan dengan prilaku ataupun bentuk karakter si pemilik bahasa dalam
menyampaikan ekspresinya. Maka dibagilah bahasa sebagai komunikasi itu ke dalam
dua bagian berdasarkan prilakunya dalam menyampaikan bahasa yaitu prilaku
verbal dan non verbal.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia komunikasi Verbal adalah komunikasi dengan menggunakan
simbol-simbol verbal.
Adapun yang dimaksud dengan simbol verbal dalam komunikasi yaitu terdiri dari
kata-kata seperti; berbicara, mendengar, menulis, dan membaca. Sedang
komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak
menggunakan kata-kata.
Komunikasi nonverbal yang dimaksud yaitu bahasa komunikasi yang menggunakan
gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata. Sering pula pada
bentuk cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi
dan gaya berbicara.
2.
Mengidentifikasi Prilaku Verbal Dan Non-Verbal Masyarakat
a.
Hubungan Prilaku Verbal Dan Non-Verbal
Realitas sosial, terdapat unsur penggunaan bahasa, yaitu makna,
para-bahasa, dan bahasa tubuh. Bahasa
selalu dipergunakan manusia dalam berbagai konsep untuk mencapai tujuannya.
Penggunaan bahasa begitu sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu, bahasa berisi kaidah-kaidah yang mengatur bagaiman
cara seseorang bertutur agar hubungan iterpersonal para pemakai bahasa tersebut
dipelihara dengan sebaiknya.[5Sebagai
bagian alat komunikasi bahasa selalu menjadi hal yang berpengaruh dalam
membentuk hubungan baik buruknya pribadi maupun prilaku sosial seseorang.
Begitupula dalam penyampaian ataupun proses keluarnya bahasa selalu berkaitan
dengan makna dan fikiran sesorang. Melalui bahasa segala aktifitas manusia
dapat digambarkan dan dipahami dengan baik, selama bahasa yang dipergunakan
menjadi bagian kesepakatan para penggunanya.
Prilaku verbal merupakan kegiatan dari bahasa yang dipergunakan
pada saat berkomunikasi. Seperti yang telah diketahui pada pengertiannya bahwa
prilaku verbal menyangkut pada kata-kata atau suara sebagai aktivitas bahasa
sehingga bahasa itu dapat jelas dipahami oleh orang lain. Prilaku verbal akan
terus dipergunakan dalam penggunaanya selama interaksi itu berlangsung. Pada
hubungannya terhadap prilaku non verbal yaitu non verbal merupakan bagian
aktivitas tambahan dari penggunaan bahasa pada seluruh bagian tubuh manusia untuk
lebih memperjelas kedetailan makna yang lebih dalam. Maka pendapat ahli bahasa
David Abercrombie, menyangkut hubungan prilaku verbal dan non verbal :
بأننا نتكلّم بأعضائنا الصوتية ، ولكننا نتحدث بكل أجزاء جسمنا.
Dalam pernyataan tersebut Abercrombie mengatakan apabila kita
berbicara itu adalah menggunakan sebagian dari suara, sedang apabila kita itu
sedang bercakap-cakap (berintaraksi) maka menggunakan bagian dari anggoa tubuh
kita. Beriteraksi dalam hal tersebut yaitu memiliki tujuan yang lebih mendalam
bukan hanya sekedar berkata-kata namun adanya suatu aspek pembawaan dalam diri
sesorang untuk lebih meyakinkan tujuannya. Bagaimanapun munculnya pemahaman
santun-tidaknya komunikasi yang dilakuhkan seseorang akan ditentukan pemahaman
terhadap ekspresi non verbal seseorang.
Penjelasan ini menununjukan bahwa adanya hubungan antara prilaku
verbal dan non verbal. Setiap berkomunikasi seseorang akan melakuhkan dua
prilaku tersebut, hal ini merupakan bagian dari kebiasaanya dan adanya faktor mendukung dari aktivitas
tersebut sebagi satu kesatuan mencapai tujuan interaksi.
Pada penjelasan sudut pandang dalam masyarakat luas. Tutur kata
ataupun kesantunan seseorang tercermin dalam berbahasa dan hal ini terlihat
dari cara mereka berkomunikasi yaitu melalui prilaku verbal dan non verbal.
Ketika berkomunikasi, tentu sesorang akan menggunakan norma-norma budaya yang
dia miliki, bukan hanya sekedar menyampaikan perasaan ataupun tujuannya
berinteraksi. Tata cara berbahasa akan membawa karakter sosialnya, karena hal
ini sudah bagian dari kehidupan interaksi dalam masyarakat sosial dan hal ini
harus sesuai dengan unsur-unsur budaya yang ada dalam masyarakat tempat hidup
dan sebagai diperguanakannya dalam berinteraksi.
Masyarakat pengguna bahasa dalam berinteraksi tentunya
memperhatikan tata cara berbahasa yang disesuaikan dengan norma dan aspek
sosial dan budaya yang ada dalam masyarakat tersebut. Karena apabila mereka
tidak memperhatikan hal ini, maka dalam interaksinya akan dianggap negatif oleh
masyarakat penutur seperti dikatakan orang yang tidak memiliki tata krama atau
tidak memiliki sopan santun, sombong, angkuh, dan tidak beradat. Maka dalam
berkomunikasi tersebut, norma-norma itulah yang paling tampak dari perilaku
verbal dan non verbalnya yaitu cara mereka berkomunikasi dari masyarakat satu
kemasyarakat lain akan membawa pola berbahasa tersendiri yang memilki khas
sesuai dengan adat istiadat ataupun budaya dan norma.
Dalam penjelasan tersebut maka jelaslah ada keterkaitan antara
perilaku verbal dan non verbal terhadap komunikasi sosial suatu masyarakat yang
mencerminkan pribadi mereka lewat prilaku bahasa.
b.
Struktur Prilaku
Verbal Dan Non-Verbal
Dalam mengidentifikasi perilaku verbal dan non verbal dapat dilihat
dari cara seseorang berbicara dan bertindak. Telah dikatahui bahwa dalam satu
budaya atau adat istiadat lain memiliki ciri-ciri yang berbeda satu sama lain
dalam pengguanaan bahasa.
Pada cara mengidentifikasi prilaku verbal maupun nonverbal dapat di
jelaskan dengan contoh kecil seperti seseorang yang meminta maaf kepada
temannya “ maafkan saya, karena datang terlambat di acara ulang tahun mu “.
Tentu dalam mengucapkannya, sesorang tidak akan menggunakan nada datar ataupun
nada tinggi, sebagai bagian dari maksud tujuannya. Namun menggunakan nada lirih
atau pelan-pelan dalam menjeda antara satu kata dengan kata lain, hal ini
sebagai tujuan agar lawan bicaranya mengerti bahwa dia sangat menyesal terhadap
kejadian tersebut. Begitu pula dalam
gerakkan tubuh akan melakuhkan respon yang sama untuk melengkapi makna
yang mendalam terhadap maksud ucapan tersebut yaitu berbicara dengan gerakan
kepala merunduk dan ekspresi wajah yang memperlihatkan penyesalan. semua hal
yang berkaitan pada gerakan-gerakan ataupun ekspresi itulah yang disebut
prilaku non verbal sedangkan ucapan bahasa yang dikeluarkannya merupakan bagian
dari verbal.
Adapun cara mengidentifikasi prilaku verbal dan non verbal pada masyarakat
yaitu dilihat dari sudut pandang budaya mereka yang sudah dilakuhkan dengan
kesepakatn bersama bahwa apa yang mereka lakuhkan menjadi bagian karakter dan
pribadi kesantunan dan sesuai dengan norma yang telah berlaku pada masyarakat
tersebut. Seperti “Salam Penghormatan” yang
dilakuhkan oleh masyarakat Britania dengan masyarakat Wolof.
الاختلافات الموجودة بين عاداة البريطانيين وعاداة الولووف (السنجال) عند تحية جماعة من الناس.
Dalam
perbedaan antara keduanya yaitu dalam bagaimana mereka menggunakan salam untuk
menyapa satu orang keorang lain dan hal ini telah menjadi kesepakatan bersama.
Pada masyarakat Britania, cara penggunaan salam mereka yaitu dengan
menganggukan kepala sebagai tanda penghormatana kepada satu orang ke orang yang
lain. Sedangkan cara salam pada masyarakat Wolof yaitu dengan berucap salam dan
juga melakuhkan anggukan sebagai tanda salam mereka dari satu orang keorang
lain.
Tentu
dalam kadar norma adat istiadat masing masing salam yang mereka lakuhkan sudah
sesuai dengan sudut pandang kesopanan pada masing-masing masyarakat tersebut.Maka
dari perbedaan tersbut dapat diketahui bahwa penggunaan prilaku verbal maupun
non verbal mampu membawa perbedaan dalam budaya. Selain contoh ini pula dapat
dilihat dari struktur lain seperti penggunaan tata bahasa bagi seorang yang
berbicara kepada lawan bicara yang lebih tua maka akan lebih menggunakan
prilaku dan tutur kata yang baik, hal ini biasa terdapat pada adat Jawa dan
belum tentu terdapat pada adat yang lainnya.
c.
Makna Prilaku verbal dan Non verbal
Pada penjelasan konten ini yaitu bagian dari penjelasan inti dari
penggunaan prilaku verbal dan terkhusus pada prilaku non verbal. Dikatakan
khusus pada prilaku non verbal, karena pada dasarnya prilaku ini membawa makna
yang tersendiri hanya masyarakat itu sendiri yang mengetahui maksud dari
prilaku non verbal tersebut yaitu pola isyarat ataupun simbol.
Pada
proses pendidikan, pengidentifikasian dalam penjelasan prilaku verbal dan non
verbal ini yaitu ditunjukan sebagai adanya prilaku khas manusia dalam
mengekspresikan berbgai pola bahasa mereka. Hal ini sering dilakuhkan secara bersamaan untuk menunjukan suatu objek
ataupun tujuan yang dimaksud. Seperti dalam menunjukkan lemari, maka memerlukan
jari telunjuk untuk memperjelas adanya lemari disebalah mana sambil mengucapkan
“apa nama benda itu”. Dapa pula menggunakan bahasa tubuh sebagai bagian dari
prilaku verbal. Mungkin membuat kontak mata, mengangkat alis, atau
mengernyitkan dahi.
Disnilah kegunaan dari prilaku verbal dan non verbal yaitu digunakan untuk
berbagai cara dan konteks yang berbeda-beda. Begitupula dalam bidang
sosiolinguistik yaitu mempelajari penggunaan bahasa pada msayarakat dengan
budaya yang berbeda-beda, juga dipengaruhi dengan penggunaan prilaku verbal dan
non verbal yang mampu membawa makna berbeda satu dengan yang lainnya.
ص.۲۱۰ محمد عياد ،علم اللغة الاجتماعى،
۱۹۸۹ ،
Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga: 2009).
Hlm.453.
No comments:
Post a Comment