SEMANGAT BELAJAR: May 2015

Sunday 17 May 2015

SEJARAH AWAL PENDIIDKAN ISLAM DI INDONESIA (awal masuknya,metode, materi dan lembaga pendidikan)



A.    Proses Masuknya Islam Di Indonesia
Dalam berbagai buku sejarah berpendapat tentang proses masuknya Islam pertama kali di indonesia, tidaklah lain melalui jalur perdagangan. Dikala itu, perdagangan merupakan profesi yang sangat berpengaruh dalam penyebaran ajaran-ajaran agama, karena melalui jalur perdagangan yang kemudian agam-agama didunia tertutama agama Islam menyebar hampir ke seluruh pelosok dunia tak terkecuali di Indonesia yang pada zaman dahulu dikenal dengan kepulauan Nusantara.
Proses masuknya Islam di Indonesia merupakan bagian dari letaknya yang bagian dari jalur perdagangan di dunia dan sebagai wilayah yang mudah di jangkau dan menghasilkan banyak hasil bumi, maka sangat strategis jika Indonesia menjadi wilayah yang memperoleh pengaruh seperti halnya penyebaran agama Islam.
Dalam Seminar nasional mengenai pembahasan ini yaitu dalam Seminar Masuknya Islam di Indonesi, di Medan tahun 1963, Islam masuk ke Indonesia sudah semenjak abad pertama Hijiriah atau abad ke-7M. Berikut merupakan hal-hal yang mengenai hasil keputusan seminar tersebut yaitu:  
     1.     Menurut sumber-sumber yang kita ketahui, Islam untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada abad  pertama Hijriyah (abad ke-7 Masehi) dan langsung dari Arab.
    2.   Daerah yang pertama didatangi oleh Islam adalah pesisir Sumatra, dan bahwa setelah terbentuknya masyarakat Islam, maka raja pertama islam berada di Aceh. 
     3.      Dalam poses pengislaman selanjutnya, orang Indonesia ikut aktif mengambil bagian  yang berperan, dan proses ini berjalan secara damai.
     4.      Mubaligh-mubaligh islam yang pertama selain sebagai penyiar Islam juga sebagai saudagar.
     5.      Penyiaran Islam di Indonesia dilakuhkan dengan cara damai.
    6.      Kedatangan Islam di Indonesia, membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam membentuk kepibadian bangsa Indonesia. Karakter tersebut dapat dibuktikan pada perlawanan rakyat melawan penjajahan bangsa asing dan mempertahankan karakter sebut selama dalam zaman penjajahan barat.
Memperkuat dari keputusan pada seminar ini bahwa ketika Islam berkembang pada abad pertama, 1 Hijriyah atau 7 masehi. Rasulullah telah mengutus Sa’ad bin Abi Waqqash beziarah pada kaisar Cina dan memeperkenalkan Islam disana. Melalui kunjungannya diketahui pada abad pertama Hijriyah sudah ada pemukiman masyarakat Muslim di Kanton.[4]
Adapun perkembangan islam selanjutnya, Islam terus berkembang secara lebih besar pada abad ke-12 M yang di bawa oleh para Mubaligh islam dan semenjak Islam dikenal di Indonesia, Islam terus berkembang secara pesat. Dalam dakwah islam masuk ke Indonesia melalui berbagai jalur dan melalui jalur tersebut yang kemudian Islam menjadi sangat cepat diterima oleh masyaakat indonesia. Berikut meupakan jalur-jalur yang dipergunakan dalam penyebaannya :

      1.      Melalui jalur Perdagangan
Awal diperkenalkannya Islam di Indonesia yaitu melalui jalur pedagangan karena melalui jalur ini para pedagangan Arab dapat menjalan komunikasi antara para pedagang di indonesia maupun masyarakat dalam memperjual belikan barang. Sehingga melalui jalur ini, memudahkan interaksi agama dapat disebarkan disamping mereka berdagang.

     2.      Melalui Jalur Pekawinan
Melalui jalur pekawinan maka islam dapat menyebar luas secara damai. Para Raja dimasa itu menikahkan putrinya dengan suadagar Islam yang disaat itu dalam segi perekonomian mampu, maka sebelum pernikahanpun mereka di Islamkan lebih dahulu. Melalui perkawinan ini pula yang kemudian timbul perkampungan muslim.

     3.      Melalui Jalur Tasawuf
Para penyebar islam juga dikenal sebagai pengajar-pengajar tasawuf. Memalalui tasawuf dalam “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka saat itu yang sebelumnya menganut agama Hindu. Ajaran sufisme ini dapat di contohkan seperti ajaran-ajaran Kosmologi dan Metafisis Ibnu Arabi yang dapat dengan Mudah dipadukan dengan ide-ide sufistik India maupun pribumi yang di anut masyarakat setempat.

     4.      Melalui Jalur Pendidik
Dalam Islamisasi di Indonesia juga dilakuhkan melalui jalur pendidikan seperti pesantren, suarau, masjid, dan lain-lain yang dilakuhkan oleh guru-guru agama, kiai, dan ulam. Melalui jalur ini pula yang kemudian para wali khususnya di jawa membuka lembaga Pendidikan Pesantren sebagai tempat kaderisasi para mubaligh-mubaligh islam.

     5.      Melalui Jalur Kesesenian
Kesenian merupakan media dalam mengislamisasikan masyarakat indonesia dahulu. Media ini sangat di senangi oleh para rakyat indonesia, karena pada dasarnya masyarakat sangat menyukai kesenian. Pendekatan jalur kesenian ini dilakuhkan oleh para wali songo yaitu melalui pertunjukan wayang, sastra seperti hikayat, dan seni arsitektur, dan seni ukir. Melalui kesenian ini, dimasukkanlah beberapa nilai-nilai Islam di dalamnya walaupun pada ceritanya masih di petik dari cerita Mahabharata dan ramayana.

     6.      Melalui Jalur Politik
Pengaruh politik Raja sangat membantu penyebaran Islam. Para wli songo melakuhkan strategi ini kepada pembesar kerajaan seperti Majapahit, Pajajaran, dengan mendirikan kersjaan-kerajaan misalnya, kerajaan Demak, kerajaan cirebon dan banten, dll. Baik di Sumatra, Jawa, maupun Indonesia bagian Timur. Demi kepentingan politik Islam memerangi kerajaan non Islam sehingga mereka masuk Islam.

B.     Pendidikan Islam Masa Permulaan Islam
Pendidikan merupakan salah satu eksistensi dalam mendidik kaum cendekiawan muslim dahulu, sampai sekarang. Keberadaan pendidikan Islam merupakan modal utama dalam membentuk karakter masyarakat Indonesia yang masih ketertinggalan dalam segi intelektual atau ilmu pengetahuan. Keberadaan pendidikan Islam di masa awalnya merupakan bagian dari perjuangan para Ulama Islam di masa itu, sebagai penyiarana Islam dan sekaligus mencerdaskan masysrakat Indonesia yang masih menganut unsur mistis atau sistem kepercayaan namun juga minimnya mereka dalam ilmu pengetahuan.
Hadirnya pendidikan Islam di indonesia dan perkembangannya di tandainya dengan tumbuh dan berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan secara bertahap, mulai dari yang sangat sederhana, sampai tahap yang sudah modern dan lengkap.
Awal pekembangnya pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari sistem maupun pengajaran di dalamnya. Pemberian pola pendidikan pun di sesuaikan dengan keadaan dan situasi masyarakat Indonesia pada masa itu yaitu yang masih berpegangan pada unsur kepercayaan mistis dan adat isitadat yang masih kental. Maka dari perbedaan maupun kesamaan itu yang kemudian pendidikan Islam mulai memperkenalkan agama Islam. Dalam segi Ibadah pendidikan Islam, meluruskan pandangan masyarakat sekitar yang ada pada kependidikanya sedikit demi sedikit sehingga terbentuknya kader-kader cendekiawan muslim yang mampu berpikir secara kritis namun berlandaskan dengan ketauhidan.
Dalam menilik beberapa sestem pendidikan yang ada dan terbentuk di indonesia tak lain bersifat seperti sestem ajaran yang di berikan Rasulullah SAW dimasa dahulu. Namun yang hanya membedakan pada pembelajaran yang diberikan beliau dengan pembelajaran yang di berikan oleh para saudagar maupun ulama Islam di indonesia yaitu pada metode yang digunakan pada pendekatan pembelajaran kepada masyarakat Indinesia.
Perlu diketahui bahwa sistem pendidikan dengan sistem pembelajaran memiilki perbedaan sedikit antara ketrkaitan satu dengan yang lainnya. Dimana sistem pembelajaran manyangkut tentang berbagai aspek hal yang menyangkut pada semua pembelajaran yang terjadi pada masyarakat di indonesia. Sedangkan sitem pendidikan menyangkut dengan sestem kelembagaan resmi atau keterikatan unsur masyrakat masuk dalam sestem pendidikan yang memiliki berbagai unsur komponen didalamnya seperti pola mengejar, metode dan materi dan masih banyak yang lainnya.
Berikut beberapa potret  sejarah pendidikan Islam dimasa permulaannya dan sekaligus materi, metode dan kelembagaannya.

          1 .      Pendidikan Surau
Pendidikan surau ini pertama kali berada di Minangkabau yaitu di Ulakan-Pariaman oleh syekh Burhanuddin. Keberadaan lembaga pendidikan Islam -sejak masa awal- merupakan pendidikan Islam yang strategis. Pada eksistensinya suarau memiliki dua fungsi yaitu sebagai tempat ibadah dan sebagai tempat pendidikan. Selain itu pelebaran fungsi dari pendidikan maupun ibadah juga menjadi tarekat suluk, dan tempat tinggal bagi anak laki-laki yang sudah dewasa atau baligh dan persinggahan bagi para perantau. Pada pendidikannya ada dua jenjang pendidikan suarau pada era ini yaitu
a.       jenjang pengajaran Al-Qur’an, merupakan jenjang pendidikan pertama atau rendah yaitu pendidikan untuk memahami ejaan huruf Al-qur’an dan membaca Al-qur’an. Jejang pendidikan kedua, pendidikan atas yaitu membaca Al-qur’an melalui metode dengan melagukan[8], qasidah, berjanji, tajwid, dll.
b.      Jenjang kedua yaitu pengajian kitab. Materi pendidikan pada jenjang ini yaitu ilmu sharaf dan Nahwu, ilmu fiqh, ilmu tafsir, dan ilmu berhuungan dengan keagamaan. Adapun metode yang diajarkannya yaitu dengan membaca sebuah kitab Arab dan kemudian diterjemahkan setelah itu baru diterangkan maksudnya. Penekanan pada pembelajaran ini yaitu aspek hafalan.
Dari pendidikan surau ini, metode belajar-mengajar terdapat dua sitem yang dilakuhkan yaitu metode sorongan yaitu proses pembelajaran antar murid dengan guru (individual) dan metode halaqah yaitu murid mengelilingi guru atau kiainya dalam belajar.   

         2.      Pendidikan Islam Kesultanan Aceh
Hal ini mencontoh tradisi dikalangan sahabat yang belajar kepada Nabi, mula-mula dimasjid dan kemudian berpindah ke Dar Al-arqam maka tradisi ini yang kemudian dikembangkan di institusi pendidikan Islam.
Di istana diadakan pertemuan-pertemuan dan diskusi keagamaan dan istana kerajaan menjadi pusat pengembangan Intelektual. Ulama-ulama yang terkenal waktu itu yaitu Hamzah fansuri, Syamsuddin Sumatrani, Nurrudin ar-Raniri, dan Abdur Rau al-Sangkili. Kemudian pertemuan-pertemuan ini berkembang menjadi suatu institusi pendidikan formal.
Hasymi dalam Bunga Rampai Revolusi dari Tanah Aceh mengelompokkan pendidikan Islam diaceh menjadi lima tingkatan yaitu
a.       Meunasah merupakan tempat pendidikan Islam terendah yang digunakan untuk belajar, berdiskusi, dan fungsi yang lainnya yaitu membicarakan masalah-masalah masyarakat. Materi pembelajaran meliputi membaca Al-qur’an dengan metode mengeja huruf hijaiyah.
b.      Dayah merupakan jenjang pendidikan tinggi pendidikan Aceh yang digunakan menuntut ilmu lebih pada tingkatan yang tinggi. Adapun pendidikan ini dibagi menjadi dua yaitu tingkatan menengah yaitu Rangkang dan pendidikan tinggi disebut Bale. Pada pola pembelajaran di lembaga pendidikan Rangkang memiliki materi ditekankan pada pembelajaran Nahwu shorof dan pembelajaran meliputi ilmu tasir hadist, ilmu fiqh. Metode pembelajarannnya yaitu murid dibimbing untuk membaca kitab-kitab yang meliputi ilmu-ilmu tersebut.
Model pembelajaran Pendidikan Bale yaitu murid lebih dikhususkan dalam mendalami ilmu yang mereka minati yaitu diantaranya ilmu fiqh, tafsir, dan hadist. Metode yang diajarkan yaitu metode ceramah dengan diskusi.

           3.      Pendidikan Pesantren
Pesantren atau pondok adalah lembaga sistem pendidikan selanjutnya. Tidak jelas Asal-usul tentang adanya pesantren berupa istilah pesantren, kiai, dan santri masih diperselisihkan. Karakterisitik pembelajaran pendidikan pesantren lebih meluas ketimbang pembelajaran pendidikan pada sestem sebelumnya yaitu dapat dilihat melalui materi yang diajarkannya meliputi kajian Al-Qur’an dengan tajwid dan tafsirnya, aqa’id dan ilmu kalam, fiqh dan ushul fiqh hadist dengan Mushtala’ah hadist, bahasa Arab dengan ilmu yang meliputinya yaitu nahwu, sharaf, bayan, ma’ani, badi’ dan ‘arudh, tarikh, mantiq dan tasawuf. Sumber belajar yang lainnya yaitu kitab kuning merupakan istilah khusus untuk menyebutkan karya tulis di bidang keagamaan yang ditulis dengan huruf Arab.
Adapun metode yang lazim  dipergunakan dalam pendidikan pesantren yaitu wetonan, sorogan, dan hafalan. Metode wetonan adalah metode kuliah yaitu para santri duduk disekeliling kiai kemudian santri menyimak kitab masing-masing dan mencatat penjalasan sang kiai. Metode sorogan yaitu santri menghadap guru atau kiai, seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajarinya. Kiai membacakan dan menerjemahkankalimat demi kalimat, kemudian menerangkan maksudnya. Metode hafalan yaitu metode dimana santri menghafal teks atau kalimat tertentu dari kitab yang dipelajarinya.

           4.      Pendidikan Madrasah
Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang berfungsi menghubungkan sistem lama dengan sistem baru dengan jalan mempertahankan nilai-nilai lama yang masih baik yang dapat dipertahnakna dan mengambil sesuatu yang baru dalam ilmu, teknologi dan ekonomi yang bermanfaat bagi kehidupan umat Islam.
Adanya pendidikan Madrasah tidak lain merupakan bagian pengaruh dari kedatangan Belanda di Indonesia. Dalam masa pemerintahan Belanda yang mendirikan sekolah nasional meliputi kebudayaan, mereka maka menyebabkan terjadinya perubahan sestem baik dari struktur maupun metode pembelajaran untuk lebih menginovasi pendidikan Islam lebih baik sesuai dengan perkembangan Islam selanjutnya. Berikut merupakan bagian dari kebangkitan pendidikan Islam meliputi Madrasah (Adabiyah Sekolah), Sekolah Agama (madrasah School), Madrasah Diniyah (Diniyah School), Madrasah Muhammadiyah, Arabiyah School.
Dalam perkembangannya baik materi maupun metode yang diajarkan mulai mengalami perluasan yaitu materinya meliputi bidang keagamaan yang berkaitan dengan Al-qur’an dan Al-hadist dan umum meliputi bidang ilmu hitung, ilmu alam, sosial dan masih banyak yang lainnya. Metode yang diberikan yaitu bersifat pembaharuan dan memilki bermacam-macam metode yang disesuaikan dengan konteks pembahasan yang di berikan yaitu berupa metode kaidah dan tarjamah dalam materi bahasa, metode langsung dalam ilmu praktik yaitu bersifat ilmu alam atau sosial, Metode Audiolingual dalam bidang kebahasaan, dan metode gabungan atau campuran yaitu dalam memberikan materi menyimak ataupun untuk pemberian materi umum.




A.    kESIMPULAN
Maka pada pendidikan era awal yang tumbuh dan berkembang di Indonesia merupakan bagian dari peran keagamaan dalam mendakwahkan bidang keagamaan yang kenudia berperan dalam penyebaran ilmu pengetahuan. Proses masuknya Islam di Indonesia merupakan awal dari pembaharuan pemikiran masyarakat dalam bidang kepercayaan maupun intelektual. Maka yang kemudian, Islam tumbuh dan berkembang dengan pesat di sebabkan hasil dari penyampaiannya yang secara bertahap dengan membawa perubahan menjadikan masyarakat lebih baik dan dilakuhkan dengan cara yang baik pula. Maka timbullah bebrpa lembaga yang ada di indonesia menjadi bagian dari proses pertumbuhan peradaban masyarakat ke yang lebih baik yaitu Pendidikan Surau, Pendidikan Islam di Kesultanan aceh yaitu Meunasah, dan dayah, Pendidikan Pesantren, dan Pendidikan Madrasah.

B.     SARAN
Melalui pembelajaran Sejarah Pendidikan Islam ini, diharapkan guru maupun murid dapat memhami berbagai proses pendidikan yang berlangsung dengan baik. Kelahiran pendidikan seperti sekarang ini, tak lain merupakan bagian dari keadaan pendidikan di era dahulu yang kemudian berkembang hingga sedemikian rupa yang apabila kita dapat memahaminya melalui pembelajaran seperti ini nantinya akan tumbuh kekreatifan dalam mengajar baik dalam segi teknis mengajar yang baik maupun metode yang baik dalam mengajar maupun belajar.




DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata dan Azyumardi Azra. 2001. Sejarah Pertumbuhan Dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 
 Amin, Munir. 2006. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta. Amzah. 
 Nizar, Samsul. 2007.Sejarah Pendidikan Islam ; Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia. Jakarta. Kencana Media Group.


Wednesday 6 May 2015

BELAJAR BAHASA ARAB PRAKTIS 1 : NA'AT PADA IDLOFAH

الدَّرْسُ السَّابِعُ
النَّعْتُ فِى لإِضَافَةِ
A.                   النَّعْتُ فِى المُضَافِ اِلَيْهِ
النَّعْتُ فِى المُضَافِ اِلَيْهِ
نَعْتٌ
مُضَافُ اِلَيْهِ
مُضَافٌ



1.contoh :                                                    1- الأَمْثِلَةُ :
بَابُ الْمَدْرَسَةِ اْلكَبِيْرَةِ مَفْتُوْحٌ .
مُدِيْرُ اْلمَكْتَبِ اْلعَتِيْقِ مَاهِرٌ.
أُسْتَاذَةُ عَلِيٍ الصَّغِيْرِ صَالِحَةٌ.
اَلرَّجُلُ وَالِدٍ زَيْدٍ الذَّكِيِّ.
فَاطِمَةُ رَئِيْسَةُ المَكْتَبِ المَشْهُوْرِ


Keterangan :
Perhatikanlah kalimat  بَابُ اْلمَدْرَسَةِ اْلكَبِيْرَةِ مَفْتُوْحٌ     Kalimat tersebut apabila diuraikan dalam skema adalah sebagai berikut ini :

بَابُ اْلمَدْرَسَةِ اْلكَبِيْرَةِ مَفْتَوْحٌ
خَبَرٌ
نَعْتٌ
مُضَافُ اِلَيْهِ
مُضَافٌ
مَنْعُوْتٌ

مُبْتَدَأٌ


Dan perhatikanlah kalimat اَلرَّجُلُ وَالِدُ زَيْدٍ الذَّكِيِّ   kalimat ini kalau di uraikan dalam skema adalah berikut :

اَلرَّجُلُ وَالَدُ زَيْدٍ الذَّكِيِّ 
نَعْتٌ
مُضَافُ اِلَيْهِ
مُضَافٌ
مُبْتَدَأٌ


مَنْعُوْتٌ
خَبَرٌ



قَوَاعِدُ :


1.   مضاف اليه  selalu dibaca jar, dan salah satu tanda jar adalah  كسرة . Jadi  نعت  pada مضاف اليه  harus di baca jar juga.
2.   Apabila   مضاف اليه  merupakan    اسم المعرفة , maka  نعت  nya juga harus  اسم المعرفة . dan jika  اسم المعرفة  nya  اسم النكرة  , maka   نعت  nya juga  اسم النكرة   .



2.kosakata                                           2-مَعْنَى الْمُفْرَدَاتِ  
 

المكتب   :   kantor  
رَئِيْسَةٌ     :  kepala / pimpinan
العتيق    :   tua