BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Banyak kita dapati
hal-hal yang berkaitan dengan lambang atau simbol dan berbagai unsur yang ada
di dalamnya. Bahkan dalam penggunaan bahasa pun tidak terlepas dari penggunaan
berbagai lambang atau simbol tersebut. Hal ini karena banyak sifat dari bahasa
itu sendiri yaitu arbitrer, dinamis dan masih banyak yang lainnya. Maka dari
sifat-sifat tersebut yang mendasari bahwa bahasa itu adalah lambang yaitu
menggambarkan sesuatu yang digambarkan karena akan sangat sulit mengatakan
sesuatu jika tidak dengan bahasa dan akan sulit pula menggambarkan sesuatu tersebut jika tidak dengan lambang
atau simbol. Lambang atau simbol adalah dasar dari terbentuknya bahasa dan
bahasa itu perwakilan dari lambang.
Lalu dalam penejelasan
tersebut, ilmu apa yang mendasari bahasa adalah lambang atau simbol. Pada
makalah ini lah yang akan dibahasa mengapa bahasa itu adalah lambang dan
sebaliknya mengapa lambang dapat menjadi bahasa dalam menyampaikan sebuah pesan.
Maka dalam keterkaitannya pada sebuah pesan kita akan menemukan lagi yang
namanya unsur dari bahasa bagian dari lambang itu sendiri yaitu semantik yang ada
pada semiotik.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
pengertian semantik ?
2.
Apa
pengertian semiotik ?
3.
Apa
perbedaan dari semantik dan semiotik ?
4.
Apa
saja macam-macam dari semiotik ?
C.
TUJUAN
1.
Agar
mahasiswa mampu memahami pengertian dari semantik.
2.
Agar
mahasiswa mampu memahami pengertian dari semiotik.
3.
Agar
mahasiswa mampu membedakan antara semantik dan semiotik.
4.
Agar
mahasiswa mengetahui macam-macam Semiotik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN SEMANTIK
Setiap orang didunia
ini sangat membutuhkan bahasa dalam hidupnya. Bahasa adalah anugerah terbesar
yang Allah SWT ciptakan untuk manusia, hal ini termaktub dalam QS. Ar-Rum ayat
22 yaitu :
وَمِنْ
آَيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ
وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ
Artinya : “Dan di antara
tanda-tanda (Kebesaran)-Nya ialah menciptakan langit dan bumi, perbedaan bahasa
dan warna kulitmu. Sungguh pada yang demikan itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. (sebagai
contoh halam selanjutnya)
Manusia tidak akan menyadari betapa
sebuah anugerah bahasa itu diciptakan. Karena dengan bahasa, seseorang mampu
bertanya kepada orang lain, teman mampu mengutarakan pendapatnya pada sesuatu
kesepakatan, atau teman mampu mengutarakan perasaannya pada suatu peristiwa
yang dialami barusan dan masih banyak contoh lainnya.
Pada ayat diatas pun, kita tak mampu
memahaminya jika bukan seorang yang mengetahui bahasa tersebut. Maka melalui tarjamahannya
kedalam bahasa Ibu, kemungkinan barulah diketahui apa arti dari kalimat per
kalimat ayat tersebut. Dalam pembahasan ini Apakah hanya cukup tahu gramatikal
dari sebuah bentuk kalimat saja dalam mendalami ayat tersebut, tentu saja
tidak. Kita dapat menangkap sesuatu yang harus ditangkap dalam suatu pengertian
kalimat adalah melalui maknanya. Dari pandangan Ferdinand Dausser bahwa Makna
adalah pengertian atau ‘konsep’ yang dimilki terdapat pada sebuah
tanda-lingistik.
Maka disinilah letak dari ilmu semantik
atau dalam bahasa Arab disebut dengan ilmu Al-dalalah. Istilah dari semantik terdiri
dari; semantics (bahasa Inggris), semantique (bahasa Perancis),
dan Al-dalalah (bahasa Arab). ”semantik adalah studi tentang hubungan
antara suatu pembeda linguitik dengan hubungan proses mental atau simbol dalam
aktivitas bicara”.[3]
Maka pada ayat diatas makna adalah sesuatu yang tersembunyi dari pengertian
kalimat tersebut, tersimpan sangat dalam melebihi sebuah pengertian.
Ali Al-Khuli
mendefinisikan, makna/tanda (meaning) adalah :
المعنى
أو الدلالة : ما يفهمه الشخص من الكلمة أو العبارة أو الجملة.
Makna/Tanda adalah sesuatu yang
dipahami seseorang, baik berasal dari kata, ungkapan, maupun kalimat.
Makna
merupakan ungkapan informasi atau pesan yang tersirat yang hanya orang-orang
penggunannya saja yang mampu memahaminya yaitu yang mampu menyerap dan mengolah
dari makna itu sendiri dan ilmu yang mempelajari dari makna itu adalah ilmu Al-Dalalah.
دراسة المعنى أو
العلم الذي يدرس المعنى أو ذلك الفرع من علم اللغة الذي يتناول نظرية المعنى أو
ذلك الفرع الذي يدرس الشروط الواجب توافرها فى الرمز حتى يكون قادرا على حمل
المعنى
“ Kajian
tentang makna, atau ilmu yang membahas tentang makna, atau cabang linguistik
yang mengkaji teori makna, atau cabang linguistik yang mengkaji syarat-syarat
yang harus dipenuhi untuk mengungkap lambang-lambang bunyi sehingga mempunyai
makna.”
Pada
dasarnya Ilmu al-dalalah atau semantik menurut pendapat penulis adalah ilmu
yang mempelajari atau mengkaji berbagai macam makna pada suatu kata, benda atau
lambang.
Dalam pembahasan makna yang merupakan
objek dari semantik bagian dari tataran Lingusitik, ternyata dalam kajiannya
bukan hanya pada cabang linguitik saja akan tetapi makna dapat dikaji lebih
jauh oleh cabang ilmu yang lain seperti pengertian makna dari, psikologi,
logika dan filsafat.
Pada gambar
diatas terlihat bahwa makna merupakan objek yang dibahas dalam berbagai cabang ilmu
bahasa. Hal ini karena makna adalah jiwa dari bahasa itu sendiri yang kajiannya
memiliki berbagai keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Baik dalam ilmu
Semantik (Linguistik) maupun ilmu filsafat dan logika semua kajiannya memiliki
keterkaitan satu sama lain dan hal ini memperkuat sebuah pendalaman pada makna.
Pada gambaran diatas merupakan bagian dari fungsi beberapa cabang
yang mempelajari makna. Adapun untuk cabang semantik pada semiotik dijelaskan
sebagai berikut :
dilarang berhenti disini SEMIOTIK SEMANTIK
Maka
dalam pembahasan selanjutnya akan diperjelas mengenai kedudukan semantik dalam
semiotik. Arti kedudukan antara ilmu semantik dan ilmu semiotik sangat
berkaitan dengan jelas seperti contoh diatas.
B.
PENGERTIAN SEMIOTIK
Nama lain semiotik adalah semiologi (semiology) dari bahasa
Yunani semeion yang bermakna tanda.
Pada contoh yang telah di bahas diatas maka dapat diketahui bahwa kedudukan
semantik dalam semiotik yaitu kedudukan semantik dalam mengartikan suatu
lambang karena semiotik merupakan bentuk dari suatu lambang yang dibuat manusia
ataupun terbentuk secara alami oleh
seperti contohnya hujan yang akan turun akan memiliki tanda dengan langit yang
berubah mendung dan terdengar suara gemuruh petir atau guntur.
Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari lambang-lambang yang ada
dalam kehidupan ini, lambang-lambang tersebut dapat berupa suatu benda ataupun
suasana dan suara. Oleh karena itu terdiri berbagai macam tanda-tanda yang
dapat dijumpai saat ini seperti contohnya lambang pada pramuka, rambu-rambu
lalu lintas, tanda tingkatan dalam pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Adapun
tanda-tanda dari alam seperti tanda musim semi, tanda musim panas, tanda akan
hujan, dan masih banyak yang lainnya. Adapun tanda dari hewan seperti kelelawar
masuk kedalam rumah bertanda akan adanya orang yang sakit disekitar rumah
tersebut, ayam berkokok pada saat
sunyinya malam bertanda akan mulai fajar serta tanda pada tumbuhan seperti
bunga yang layu bertanda kekurangan air dan bunga yang membusuk bertanda tidak
bisa hidup dilingkungan tersebut yaitu yang terlalu banyak air dan masih banyak
yang lainnya.
C.
PERBEDAAN SEMANTIK DAN SEMIOTIK
Semantik
merupakan ilmu yang bergerak dalam bidang makna sedang semiotik adalah ilmu
yang bergerak dalam bidang perlambangan. Semantik selalu membahas tentang makna
suatu yang berupa lambang atau tanda sehingga suatu hal yang berkaitan
didalamnya akan dibahas dalam semantik. Semantik merupakan ilmu yang selalu
menjabarkan makna dari apa yang dapat diketahui dari sebuah lambang berdasarkan
acuan yang telah disepakati sebelumnya oleh para ahli bahasa, masyarakat, dan
sistem yang ada ditempat tersebut.
Semiotik adalah
lambang yang dimaknai oleh semantik sehingga sebuah lambang dapat diterima oleh
para penggunanya sebagai suatu kesepakatan yang harus dilakukan secara bersama
bahwa lambang tersebut merupakan perwakilan dari makna tertentu, berikut
contohnya :
اَ اِ اُ - ا ا ا ) a,i,u ( adalah salah
satu huruf abjad dalam bahasa arab yang
disertai tanda (i’rab) sebagai huruf
vokalnya
انا اَنَا - (saya)
adalah seseorang objek yang dikatakan dengan menggunakan bahasa arab; sebagai
pelaku.
Pada contoh
tersebut merupakan sebagian dari tanda-tanda atau lambang-lambang yang dapat
memuat unsur-unsur makna terntentu yang kesemuanya ini di dapatkan dari bahasa dengan
dua penelaah bidang ilmu yaitu cabang semantik dan semiotik.
D.
MACAM-MACAM SEMIOTIK
Maka setelah mengetahui dari kedudukan semiotik dalam semantik,
berikut merupakan macam-macam dari semiotik yang memiliki berbagai bentuk
pembahasan sebagai berikut:
1.
Semiotik
Analitik
Pada semiotik
ini sesuai dengan namanya yaitu menganalisi suatu sistem tanda. Semiotik ini
berobjek pada tanda yang dapat menghasilkan suatu ide, objek atau makna seperti
sikap tegap menandakan siap, atau menunjuk keatas sebagai pemberian tanggapan
atau bertannya.
2.
Semiotik
Deskriptif
Semiotik
ini memperhatikan pada suatu tanda yang sedang dialami sekarang meskipun pada
masa lalu juga bersifat sama atau tetap. Contohnya saat bumi terasa bergetar
hebat maka itu bertanda terjadi gempa bumi.
3.
Semiotik
Faunal (Zoosemiotics)
Pada
semiotik ini memperhatikan sistem tanda yang terjadi pada hewan seperti banyak
hewan kecil yang keluar dari sarangnya secara tiba-tiba dan bersamaan bertanda
akan adannya bencana atau peristiwa yang terjadi dikawasan tersebut. Para hewan
buas yang secara tiba-tiba keluar dari kawasan perhutanan dan menyerang manusia
bertanda hewan-hewan tersebut mengalami ketidak seimbangan makanan dan masih
banyak lainnya.
4.
Semiotik
Kultural
Pada
semiotik ini menganalisis atau mengkaji sistem tanda yang terdapat pada
masyarakat hal ini berupa interaksi maupun komunikasi yang ada pada masyarakat tersebut.
Semiotik ini akan membahas pada tanda-tanda dalam perkembangan daerah tersebut
baik yang berupa kultur maupun budaya, kajian ini dilakukan untuk meneliti
sebuah budaya atau kultur mampu membawa perwatakan maupun cara mereka
berkomunikasi secara terarah satu sama lain. Adat istiadat dari daerah satu
dengan yang lain tentu berbeda dan hal ini akan membawa perbedaan nilai, moral
ataupun hukum adat satu sama lain.
5.
Semiotik
Naratif
Semiotif
ini mengarahkan analisis mereka pada bidang narasi atau menelaah tanda-tanda
pada sebuah cerita mitos ataupun legenda dalam suatu masyarakat. Hal ini karena
cerita-cerita tersebut memiliki kaitan yang penting dalam kehidupan
bermasayarakat dan dibawa hingga turun temurun.
6.
Semiotik
Natural
Pada
bidang semiotik ini menelaah atau mengkaji tentang tanda yang dihasilkan oleh
alam seperti akan datangnya musim semi maka dari pohon-pohon yang berguguran
akan tumbuh tunas-tunas baru. Kebakaran hutan bertanda adanya kerusakan alam
yang disebabkan ketidak seimbangan alam yang semakin memanas atau juga oleh
ulah manusia yang ingin mengeksploitasi hutan tersebut.
7.
Semiotik
Normatif
Bidang
semiotik ini mengkaji tentang sistem nilai
atau norma-norma atau hukum yang dibuat oleh manusia untuk ditepati
bersama, seperti rambu-rambu lalu lintas, norma berkendaraan, dan masih banyak
yang lainnya yang biasanya sistem norma atau hukum tersebut di tempatkan pada
papan-papan yang bertuliskan dengan hukum tersebut seperti larangaan dilarang
parkir yaitu yang telah di contohkan pada pemabahasan sebelumnya.
8.
Semiotik
Sosial
Pada
bidang semiotik ini, menelaah atau mengkaji lambang yang dihasilkan pada diri
manusia itu sendiri yaitu lambang kata ataupun kalimat yaitu yang terdapat pada
bahasa,.
9.
Semiotik
Struktural
Merupakan
bidang semiotik yang menelaah sistem tanda pada struktur bahasa seperti yang
sudah dicontohkan diatas.
Pada bidang-bisang semiotik diatas menunjukkan berbagai macam
kajian semiotik yang begitu luas dengan berkaitan dari makna masing-masing yang
memiliki sifat berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, dalam pembahasa
semiotik yang begitu luas maka terjadilah perbedaan pendapat dikalangan para
ahli yaitu oleh Cahrles S. Pierce dan Ferdinand de Sausurre hal ini dilatar
belakangi karena berdasarkan sudut pandang yang berbeda . Cahrles S. Pierce
merupakan tokoh semiotik yang ahli dibisang filsafat dan logika, sedang
Ferdinand de Sausurre seorang tokoh ahli dibidang linguistik.
Pada macam-macam semiotik yang telah disebutkan merupakan yang
menjadi garis bedar atau acuan yang tetap dikembangkan dalam kajian semiotik
keseharian dalam masyarakat.
Kajian pada semantik maupun semiotik ini merupakan kajian yang yang
sering diterapkan dalam bidang pendidikan dan terkusus dalam hal ini dapat
diterapkan dalam ruang lingkup bidang Bahasa Arab.
Pada
kenyataannya sekarang atau dulu manusia merupakan seorang yang selalu
menggunakan tanda dalam setiap berkomunikasi maupun berinteraksi. Semiontik
merupakan bidang ilmu yang menelaah suatu tanda. Hal ini tentu sangat
dibutuhkan oleh para penafsir seperti penafsir Bahasa Arab nantinya. Penafsiran
pada semiotik dilakukan karena yang menjadi acuan dalam penafsiran adalah suatu
tanda dan pasti tanda-tanda tersebut akan mengacu pada kehidupan manusia atau
kehidupan nyata di alam.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Semantik adalah cabang ilmu yang membahas dibidang makna sedang
semiotik adalah cabang ilmu yang membahas dibidang tanda atau lambang. Baik
antara semantik maupun semiotik tentu akan sangat dibutuhkan didalam bidang
bahasa, karena bahasa secara jelas membutuhkan makna sedang bahasa tersebut
merupakan bagian dari semiotik itu sendiri.
Kedudukan semantik dalam semiotik yaitu sebagai bagian yang tak
terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Semiotik ada karena semantik
sedang semantik pun ada karena semiotik. Tidak mungkin tanda ada jika tidak ada
yang ditandai dan tidak mungkin yang
ditandai ada jika bukan karena ada tanda.
Maka sistem perlambangan yang ada merupakan komponen kajian
semantik dan semiotik yang lambangnya ditafsirkan kedalam konteks kalimat
secara baik dan benar hal ini tentu berkaitan dengan aktivitas manusia maupun
alam. Lambang dan makna menjadi bagian dari pembahasan kedepan dalam ilmu Al-
Dalalah.
B.
SARAN
Memahami
dari tugas semantik maupun semiotik adalah hal yang penting untuk para mahasiswa
dalam memahami pembahasan selanjutnya. Karena pembahasan semantik yang
berkedudukan pada semiotik meruakan materi dasar yang dijadikan acuan dalam
analisis pembelajaran kedepannya. Maka diaharapakan agar mahasiswa mampu
membedakan anatar ilmu semantik dan semiotik dalam pembahasannya.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
Chaer. 2012. Linguistik Umum.Jakarta.
Rineka Cipta.
Anggota
Ikapi. 2010. Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung. Penerbit Diponegoro.
H.R
Taufiqurrochman. 2008. Leksikologi Bahasa Arab. Malang. UIN-Malang
Press.
Mansoer Pateda. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta. Rineka
Cipta.
http://www.falaahisme.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-ilmu-semantik-atau-ilmu-ad.html
No comments:
Post a Comment