SEMANGAT BELAJAR: KEDUDUKAN SEMANTIK DALAM SEMIOTIK, MARIBELAJARVIKA4

Thursday, 28 July 2016

KEDUDUKAN SEMANTIK DALAM SEMIOTIK, MARIBELAJARVIKA4



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
        Banyak kita dapati hal-hal yang berkaitan dengan lambang atau simbol dan berbagai unsur yang ada di dalamnya. Bahkan dalam penggunaan bahasa pun tidak terlepas dari penggunaan berbagai lambang atau simbol tersebut. Hal ini karena banyak sifat dari bahasa itu sendiri yaitu arbitrer, dinamis dan masih banyak yang lainnya. Maka dari sifat-sifat tersebut yang mendasari bahwa bahasa itu adalah lambang yaitu menggambarkan sesuatu yang digambarkan karena akan sangat sulit mengatakan sesuatu jika tidak dengan bahasa dan akan sulit pula menggambarkan  sesuatu tersebut jika tidak dengan lambang atau simbol. Lambang atau simbol adalah dasar dari terbentuknya bahasa dan bahasa itu perwakilan dari lambang.
        Lalu dalam penejelasan tersebut, ilmu apa yang mendasari bahasa adalah lambang atau simbol. Pada makalah ini lah yang akan dibahasa mengapa bahasa itu adalah lambang dan sebaliknya mengapa lambang dapat menjadi bahasa dalam menyampaikan sebuah pesan. Maka dalam keterkaitannya pada sebuah pesan kita akan menemukan lagi yang namanya unsur dari bahasa bagian dari lambang itu sendiri yaitu semantik yang ada pada semiotik.

B.     RUMUSAN MASALAH
                  1.      Apa pengertian semantik ?
                  2.      Apa pengertian semiotik ?
                  3.      Apa perbedaan dari semantik dan semiotik ?
                  4.      Apa saja macam-macam dari semiotik ?
      
      C.    TUJUAN 
1.      Agar mahasiswa mampu memahami pengertian dari semantik. 
2.      Agar mahasiswa mampu memahami pengertian dari semiotik.
3.      Agar mahasiswa mampu membedakan antara semantik dan semiotik.
4.      Agar mahasiswa mengetahui macam-macam Semiotik.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN SEMANTIK
        Setiap orang didunia ini sangat membutuhkan bahasa dalam hidupnya. Bahasa adalah anugerah terbesar yang Allah SWT ciptakan untuk manusia, hal ini termaktub dalam QS. Ar-Rum ayat 22 yaitu :

وَمِنْ آَيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ

Artinya : “Dan di antara tanda-tanda (Kebesaran)-Nya ialah menciptakan langit dan bumi, perbedaan bahasa dan warna kulitmu. Sungguh pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. (sebagai contoh halam selanjutnya)
       Manusia tidak akan menyadari betapa sebuah anugerah bahasa itu diciptakan. Karena dengan bahasa, seseorang mampu bertanya kepada orang lain, teman mampu mengutarakan pendapatnya pada sesuatu kesepakatan, atau teman mampu mengutarakan perasaannya pada suatu peristiwa yang dialami barusan dan masih banyak contoh lainnya.
       Pada ayat diatas pun, kita tak mampu memahaminya jika bukan seorang yang mengetahui bahasa tersebut. Maka melalui tarjamahannya kedalam bahasa Ibu, kemungkinan barulah diketahui apa arti dari kalimat per kalimat ayat tersebut. Dalam pembahasan ini Apakah hanya cukup tahu gramatikal dari sebuah bentuk kalimat saja dalam mendalami ayat tersebut, tentu saja tidak. Kita dapat menangkap sesuatu yang harus ditangkap dalam suatu pengertian kalimat adalah melalui maknanya. Dari pandangan Ferdinand Dausser bahwa Makna adalah pengertian atau ‘konsep’ yang dimilki terdapat pada sebuah tanda-lingistik.
       Maka disinilah letak dari ilmu semantik atau dalam bahasa Arab disebut dengan ilmu Al-dalalah. Istilah dari semantik terdiri dari; semantics (bahasa Inggris), semantique (bahasa Perancis), dan Al-dalalah (bahasa Arab). ”semantik adalah studi tentang hubungan antara suatu pembeda linguitik dengan hubungan proses mental atau simbol dalam aktivitas bicara”.[3] Maka pada ayat diatas makna adalah sesuatu yang tersembunyi dari pengertian kalimat tersebut, tersimpan sangat dalam melebihi sebuah pengertian.
Ali Al-Khuli mendefinisikan, makna/tanda (meaning) adalah :

المعنى أو الدلالة : ما يفهمه الشخص من الكلمة أو العبارة أو الجملة.

Makna/Tanda adalah sesuatu yang dipahami seseorang, baik berasal dari kata, ungkapan, maupun kalimat.
Makna merupakan ungkapan informasi atau pesan yang tersirat yang hanya orang-orang penggunannya saja yang mampu memahaminya yaitu yang mampu menyerap dan mengolah dari makna itu sendiri dan ilmu yang mempelajari dari makna itu adalah ilmu Al-Dalalah.
Ahmad Mukhtar ‘Umar mendefinisikan ‘ilm ad-dilalah sebagai berikut :

دراسة المعنى أو العلم الذي يدرس المعنى أو ذلك الفرع من علم اللغة الذي يتناول نظرية المعنى أو ذلك الفرع الذي يدرس الشروط الواجب توافرها فى الرمز حتى يكون قادرا على حمل المعنى

“ Kajian tentang makna, atau ilmu yang membahas tentang makna, atau cabang linguistik yang mengkaji teori makna, atau cabang linguistik yang mengkaji syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mengungkap lambang-lambang bunyi sehingga mempunyai makna.”
       Pada dasarnya Ilmu al-dalalah atau semantik menurut pendapat penulis adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji berbagai macam makna pada suatu kata, benda atau lambang.
       Dalam pembahasan makna yang merupakan objek dari semantik bagian dari tataran Lingusitik, ternyata dalam kajiannya bukan hanya pada cabang linguitik saja akan tetapi makna dapat dikaji lebih jauh oleh cabang ilmu yang lain seperti pengertian makna dari, psikologi, logika dan filsafat.



 

Pada gambar diatas terlihat bahwa makna merupakan objek yang dibahas dalam berbagai cabang ilmu bahasa. Hal ini karena makna adalah jiwa dari bahasa itu sendiri yang kajiannya memiliki berbagai keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Baik dalam ilmu Semantik (Linguistik) maupun ilmu filsafat dan logika semua kajiannya memiliki keterkaitan satu sama lain dan hal ini memperkuat sebuah pendalaman pada makna.




Pada gambaran diatas merupakan bagian dari fungsi beberapa cabang yang mempelajari makna. Adapun untuk cabang semantik pada semiotik dijelaskan sebagai  berikut :
                          dilarang berhenti disini                      SEMIOTIK                                                     SEMANTIK
                                                                
  






Maka dalam pembahasan selanjutnya akan diperjelas mengenai kedudukan semantik dalam semiotik. Arti kedudukan antara ilmu semantik dan ilmu semiotik sangat berkaitan dengan jelas seperti contoh diatas.



B.     PENGERTIAN SEMIOTIK
Nama lain semiotik adalah semiologi (semiology) dari bahasa Yunani semeion yang bermakna tanda. Pada contoh yang telah di bahas diatas maka dapat diketahui bahwa kedudukan semantik dalam semiotik yaitu kedudukan semantik dalam mengartikan suatu lambang karena semiotik merupakan bentuk dari suatu lambang yang dibuat manusia ataupun terbentuk secara alami  oleh seperti contohnya hujan yang akan turun akan memiliki tanda dengan langit yang berubah mendung dan terdengar suara gemuruh petir atau guntur.
Semiotik merupakan ilmu yang mempelajari lambang-lambang yang ada dalam kehidupan ini, lambang-lambang tersebut dapat berupa suatu benda ataupun suasana dan suara. Oleh karena itu terdiri berbagai macam tanda-tanda yang dapat dijumpai saat ini seperti contohnya lambang pada pramuka, rambu-rambu lalu lintas, tanda tingkatan dalam pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Adapun tanda-tanda dari alam seperti tanda musim semi, tanda musim panas, tanda akan hujan, dan masih banyak yang lainnya. Adapun tanda dari hewan seperti kelelawar masuk kedalam rumah bertanda akan adanya orang yang sakit disekitar rumah tersebut,  ayam berkokok pada saat sunyinya malam bertanda akan mulai fajar serta tanda pada tumbuhan seperti bunga yang layu bertanda kekurangan air dan bunga yang membusuk bertanda tidak bisa hidup dilingkungan tersebut yaitu yang terlalu banyak air dan masih banyak yang lainnya.

C.    PERBEDAAN SEMANTIK DAN SEMIOTIK
Semantik merupakan ilmu yang bergerak dalam bidang makna sedang semiotik adalah ilmu yang bergerak dalam bidang perlambangan. Semantik selalu membahas tentang makna suatu yang berupa lambang atau tanda sehingga suatu hal yang berkaitan didalamnya akan dibahas dalam semantik. Semantik merupakan ilmu yang selalu menjabarkan makna dari apa yang dapat diketahui dari sebuah lambang berdasarkan acuan yang telah disepakati sebelumnya oleh para ahli bahasa, masyarakat, dan sistem yang ada ditempat tersebut.
Semiotik adalah lambang yang dimaknai oleh semantik sehingga sebuah lambang dapat diterima oleh para penggunanya sebagai suatu kesepakatan yang harus dilakukan secara bersama bahwa lambang tersebut merupakan perwakilan dari makna tertentu, berikut contohnya :
 اَ اِ اُ - ا ا ا                      ) a,i,u ( adalah salah satu huruf abjad  dalam bahasa arab yang disertai tanda (i’rab)  sebagai huruf vokalnya
 انا    اَنَا  -        (saya) adalah seseorang objek yang dikatakan dengan menggunakan bahasa arab; sebagai pelaku.
Pada contoh tersebut merupakan sebagian dari tanda-tanda atau lambang-lambang yang dapat memuat unsur-unsur makna terntentu yang kesemuanya ini di dapatkan dari bahasa dengan dua penelaah bidang ilmu yaitu cabang semantik dan semiotik.

D.    MACAM-MACAM SEMIOTIK
Maka setelah mengetahui dari kedudukan semiotik dalam semantik, berikut merupakan macam-macam dari semiotik yang memiliki berbagai bentuk pembahasan sebagai berikut:
1.      Semiotik Analitik
Pada semiotik ini sesuai dengan namanya yaitu menganalisi suatu sistem tanda. Semiotik ini berobjek pada tanda yang dapat menghasilkan suatu ide, objek atau makna seperti sikap tegap menandakan siap, atau menunjuk keatas sebagai pemberian tanggapan atau bertannya.



2.      Semiotik Deskriptif
Semiotik ini memperhatikan pada suatu tanda yang sedang dialami sekarang meskipun pada masa lalu juga bersifat sama atau tetap. Contohnya saat bumi terasa bergetar hebat maka itu bertanda terjadi gempa bumi.
3.      Semiotik Faunal (Zoosemiotics)
Pada semiotik ini memperhatikan sistem tanda yang terjadi pada hewan seperti banyak hewan kecil yang keluar dari sarangnya secara tiba-tiba dan bersamaan bertanda akan adannya bencana atau peristiwa yang terjadi dikawasan tersebut. Para hewan buas yang secara tiba-tiba keluar dari kawasan perhutanan dan menyerang manusia bertanda hewan-hewan tersebut mengalami ketidak seimbangan makanan dan masih banyak lainnya.
4.      Semiotik Kultural
Pada semiotik ini menganalisis atau mengkaji sistem tanda yang terdapat pada masyarakat hal ini berupa interaksi maupun komunikasi yang ada pada masyarakat tersebut. Semiotik ini akan membahas pada tanda-tanda dalam perkembangan daerah tersebut baik yang berupa kultur maupun budaya, kajian ini dilakukan untuk meneliti sebuah budaya atau kultur mampu membawa perwatakan maupun cara mereka berkomunikasi secara terarah satu sama lain. Adat istiadat dari daerah satu dengan yang lain tentu berbeda dan hal ini akan membawa perbedaan nilai, moral ataupun hukum adat satu sama lain.
5.      Semiotik Naratif
Semiotif ini mengarahkan analisis mereka pada bidang narasi atau menelaah tanda-tanda pada sebuah cerita mitos ataupun legenda dalam suatu masyarakat. Hal ini karena cerita-cerita tersebut memiliki kaitan yang penting dalam kehidupan bermasayarakat dan dibawa hingga turun temurun.
6.      Semiotik Natural
Pada bidang semiotik ini menelaah atau mengkaji tentang tanda yang dihasilkan oleh alam seperti akan datangnya musim semi maka dari pohon-pohon yang berguguran akan tumbuh tunas-tunas baru. Kebakaran hutan bertanda adanya kerusakan alam yang disebabkan ketidak seimbangan alam yang semakin memanas atau juga oleh ulah manusia yang ingin mengeksploitasi hutan tersebut.
7.      Semiotik Normatif
Bidang semiotik ini mengkaji tentang sistem nilai  atau norma-norma atau hukum yang dibuat oleh manusia untuk ditepati bersama, seperti rambu-rambu lalu lintas, norma berkendaraan, dan masih banyak yang lainnya yang biasanya sistem norma atau hukum tersebut di tempatkan pada papan-papan yang bertuliskan dengan hukum tersebut seperti larangaan dilarang parkir yaitu yang telah di contohkan pada pemabahasan sebelumnya.
8.      Semiotik Sosial
Pada bidang semiotik ini, menelaah atau mengkaji lambang yang dihasilkan pada diri manusia itu sendiri yaitu lambang kata ataupun kalimat yaitu yang terdapat pada bahasa,.
9.      Semiotik Struktural
Merupakan bidang semiotik yang menelaah sistem tanda pada struktur bahasa seperti yang sudah dicontohkan diatas.
Pada bidang-bisang semiotik diatas menunjukkan berbagai macam kajian semiotik yang begitu luas dengan berkaitan dari makna masing-masing yang memiliki sifat berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, dalam pembahasa semiotik yang begitu luas maka terjadilah perbedaan pendapat dikalangan para ahli yaitu oleh Cahrles S. Pierce dan Ferdinand de Sausurre hal ini dilatar belakangi karena berdasarkan sudut pandang yang berbeda . Cahrles S. Pierce merupakan tokoh semiotik yang ahli dibisang filsafat dan logika, sedang Ferdinand de Sausurre seorang tokoh ahli dibidang linguistik.
Pada macam-macam semiotik yang telah disebutkan merupakan yang menjadi garis bedar atau acuan yang tetap dikembangkan dalam kajian semiotik keseharian dalam masyarakat.
Kajian pada semantik maupun semiotik ini merupakan kajian yang yang sering diterapkan dalam bidang pendidikan dan terkusus dalam hal ini dapat diterapkan dalam ruang lingkup bidang Bahasa Arab.
Pada kenyataannya sekarang atau dulu manusia merupakan seorang yang selalu menggunakan tanda dalam setiap berkomunikasi maupun berinteraksi. Semiontik merupakan bidang ilmu yang menelaah suatu tanda. Hal ini tentu sangat dibutuhkan oleh para penafsir seperti penafsir Bahasa Arab nantinya. Penafsiran pada semiotik dilakukan karena yang menjadi acuan dalam penafsiran adalah suatu tanda dan pasti tanda-tanda tersebut akan mengacu pada kehidupan manusia atau kehidupan nyata di alam.




BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Semantik adalah cabang ilmu yang membahas dibidang makna sedang semiotik adalah cabang ilmu yang membahas dibidang tanda atau lambang. Baik antara semantik maupun semiotik tentu akan sangat dibutuhkan didalam bidang bahasa, karena bahasa secara jelas membutuhkan makna sedang bahasa tersebut merupakan bagian dari semiotik itu sendiri.
Kedudukan semantik dalam semiotik yaitu sebagai bagian yang tak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Semiotik ada karena semantik sedang semantik pun ada karena semiotik. Tidak mungkin tanda ada jika tidak ada yang ditandai dan tidak mungkin  yang ditandai ada jika bukan karena ada tanda.
Maka sistem perlambangan yang ada merupakan komponen kajian semantik dan semiotik yang lambangnya ditafsirkan kedalam konteks kalimat secara baik dan benar hal ini tentu berkaitan dengan aktivitas manusia maupun alam. Lambang dan makna menjadi bagian dari pembahasan kedepan dalam ilmu Al- Dalalah.

B.     SARAN
Memahami dari tugas semantik maupun semiotik adalah hal yang penting untuk para mahasiswa dalam memahami pembahasan selanjutnya. Karena pembahasan semantik yang berkedudukan pada semiotik meruakan materi dasar yang dijadikan acuan dalam analisis pembelajaran kedepannya. Maka diaharapakan agar mahasiswa mampu membedakan anatar ilmu semantik dan semiotik dalam pembahasannya.








DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer. 2012.  Linguistik Umum.Jakarta. Rineka Cipta.
Anggota Ikapi. 2010. Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung. Penerbit Diponegoro.
H.R Taufiqurrochman. 2008. Leksikologi Bahasa Arab. Malang. UIN-Malang Press.
Mansoer Pateda. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta. Rineka Cipta.
            http://www.falaahisme.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-ilmu-semantik-atau-ilmu-ad.html

No comments: