BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pelayanan
bimbingan dan konseling diselenggarakan terhadap sasaran layanan, baik formal
maupun formal individu maupun formal
individu maupun kelompok. Yang sering menjadi pusat perhatian atau titik berat
pandangan konselor dalam menyelengarakan layanan bimbingan dan konseling ?hal
inilah yang menimbilkan konsep tentang orientasi yaitu orientasi
perseorangan,perkembangan, dan permasalahan itu diselenggarakan didalam ruang
lingkup sekolah dan luar sekolah.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
Orientasi bimbingan dan konseling ?
2.
Apa sajakah macam- macam dari
orientasi bimbingan dan konseling ?
3.
Apa yang dimaksud dengan ruang
lingkup kerja bimbingan dan konseling ?
4.
Apa sajakah peranan dalam ruang
lingkup kerja bimbingan dan konseling ?
C.
Tujuan
1.
Agar manusia mengetahui apa
yang dimaksud dari orientasi bimbingan dan konseling
2.
Agar manusia mengetahui macam-
macam dari orientasi bimbingan dan konseling
3.
Agar manusia mengetahui apa
yang dimaksud dengan ruang lingkup kerja bimbingan dan konseling
4.
Agar manusia mengetahui peranan
dalam ruang lingkup kerja bimbingan dan konseling
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Orientasi Bimbingan dan Konseling
Orientasi
maksudnya adalah “pusat perhatian” atau “titik berat pandangan”.Misalnya,
seseorang yang berorientasi ekonomi dalam pergaulan, maka ia akan
menitikberatkan pandangan atau memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung
rugi yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang ia adakan dengan orang lain,
sedangkan orang yang berorientasi agama akan melihat pergaulan itu sebagai
lapangan tempat dilangsungkan ibadah menurut ajaran agama.
a.
Orientasi perseorangan
Berkenaan dengan “kelompok” atau “individu”, konselor
memilih individu sebagai titik berat pandangannya. Dalam hal ini individu
diutamakan dan kelompok dianggap sebagai lapangan yang
dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap individu. Denngan kata lain,
kelompok dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kebahagiaan
individu, dan bukan sebaliknya. Permusatan perhatian terhadap individu itu sama
sekali tidak berarti mengabaikan kepentingan kelompok, dalam hal ini
kepentingan kelompok diletakkan dalam kaitannya dengan hubungan timbal balik
yang wajar antarindividu dan kelompoknya.
Sejumlah kaidah yang berkaitan dengan orientasi
perorangan dalam bimbingan dan konseling dapat dicatat sebagai berikut :
1.
Semua kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka
pelayaan bimbingan dan konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan diri
sendiri setiap individu yang menjadi sasaran layanan.
2.
Pelayanan bimbingan dan
konseling meliputi kegiatan keberkenaan dengan individu untuk memahami
kebutuhan-kebutuhannya, motivasi-motivasinya dan kemampuan-kemampuan
potensialnya.
3.
Setiap klien harus diterima
sebagai individu dan harus ditangani secara individual (rogers, dalam
McDaniel).
4.
Adalah menjadi tanggung jawab
konselor untuk memahami minat,kemampuan, dan perasaan klien serta untuk menyelesaikan
program-program pelayanan dengan kebutuhan klien setepat mun
a.
Orientasi perkembangan
Orientasi perkembangan dalam bimbingan dan konseling
lebih menekankan lagi pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan yang
hendaknya diterjadikan pada diri individu. Bimbingan dan konseling memusatkan
perhatiannya pada keseluruhan proses perkembangan itu.
Menurut myrick (dalam mayers,1992)perkembangan individu
secara tradisional dari dulu sampai sekarang menjadi inti dari pelayanan
bimbingan. Sejak tahun 1950-an penekanan pada perkembangan dalam bimbingan
konseling sejalan dengan konsepsi tugas-tugas perkembangan yang dicetuskan oleh
havighust(hansen,dkk., 1976). Dalam hal itu, peranan dan bimbingan dan
konseling adalah memberikan kemudahan-kemudahan bagi gerak individu menjalani
alur perkembangannya. Pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung dan
dipusatkan untuk menunjang kemampuan inheren individu bergerak menuju
kematangan dalam perkembangannya.
Ivey dan Rigazio Digilio(dalam mayers,1992), menekankan
bahwa orientasi perkembangan justru merupakan ciri khas yang menjadi ciri khas
yang menjadi inti gerakan bimbingan. Perkembangan merupakan konsep inti dan
terpadukan, serta menjadi tujuan dari segenap layanan bimbingan dan konseling.
Permasalahan yang dihadapi oleh individu harus diartikan sebagai terhalangnya
perkembangan, dan hal itu semua mendorong konselor dan klien bekerjasama untuk
menghilangkan penghalang itu serta mempengaruhi lajunya perkembangan klien.
Secara khusus, Thompson dan Rudolp (1983)melihat
perkembangan individu dari sudut perkembangan kognisi. Thomson dan rudolp
menekankan bahwa tugas bimbingan dan konseling adalah menangani
hambatan-hambatan perkembangan.
Dari pengertian menurut para ahli diatas penulis
menyimpulakn bahwasanya orientasi yaitu
b.
Orientasi permasalahan
Orientasi masalah secara langsung bersangkut-paut dengan fungsi pencegahan
dari fungsi pengentasan.
Fungsi pencegahan menghendaki agar individu dapat terhindar dari
masalah-masalah yang mungkin membebani dirinya, sedangkan fungsi pengentasan
menginginkan agar individu yang sudah terlanjur mengalami masalah dapat
terentaskan masalahnya. Fungsi-fungsi lain,yaitu fungsi pemahaman dan fungsi
pemeliharaan/pengembangan pada dasarnya juga bersangkut-paut dengan
permasalahan pada diri klien.
a.
Ruang Lingkup Pelayanan
Bimbingan dan Konseling
Pelayanan
bimbingan dan konseling memiliki peranan penting,baik bagi individu Berikut
peranan penting bimbingan dan konseling :
a.
Pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus
dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam
kelembagaan sekolah terdapat sejumlah bidang kegiatan dan bidang pelayanan bimbingan
dan konseling mempunyai kedudukan dan peranan yang khusus.
1.
Keterkaitan antara bidang
pelayanan bimbingan konseling dan bidang-bidang lainnya
Dalam proses pendidikan, khususnya disekolah,mortensen
dan schmuller (1976) mengemukakan adanya bidang-bidang tugas atau pelayanan
yang saling terkait. Bidang-bidang tersebut hendaknya secara lengkap ada
apabila diinginkanagar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan
sebaik-baiknya untuk memenuhi secara optimal kebutuhan peserta dalam proses perkembangannya.
Adapun bidang pelayanan pendidikan, yaitu bidang kurikulum
dan pengajaran, bidang administrasi dan kepemimpinan dan kesiswaan:
·
Bidang kurikulum dn pengajaran
meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pelajaran, yaitu
penyampaian dan pengembangan pengetahuan,keterampilan,sikap, dan kemampuan
berkomunikasi peserta didik.
·
Bidang administrasi atau
kepemimpinan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan
tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan.
·
Bidang kesiswaan, yaitu bidang
yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan
kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta didik itu berkembang
sesuai dengan bakat, potensi, dan minat-minatnya, serta tahap-tahap
perkembangannya. Bidang ini dikenal sebagai bidnag pelayanan bimbingan dan
konseling.
Kendatipun ketiga bidang tersebut
tampaknya terpisah antara satu dengan yang lain, namun semuanya memiliki arah
yang sama, yaitu memberikan kemudahan bagi pencapaian pengembangan yang optimal
peserta didik.
2.
Tanggung jawab konselor sekolah
Tenaga inti (dan ahli) dalam pelayanan bimbingan dan
konseling ialah konselor. Konselor inilah yang mengendalikan dan sekaligus
melaksanakan berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi
tanggung jawabnya. Dalam kaitannya
dengan tujuan yang luas itu, konselor tidak hanya
Berhubugan
dwengan peserta didik atau siswa saja (sebagai
sasaran utama layanan), melainkan juga dengan berbagai pihak yang dapat
secara bersama –sama menunjang pencapaian tujuan itu, yaitu sejawat(sesama
konselor, guru, dan personal sekolah lainnya), orangtua, dan masyarakat pada
umumnya.
b.
Pelayanan bimbingan dan
konseling diluar sekolah
1.
Bimbingan dan konseling
keluarga
Keluarga merupakan satuan persekutuan hidup yang paling
mendasar dan merupakan pangkal kehidupan bermasyarakat. Didalam keluargalah setiap
warga masyarakat memulai kehidupannya, dan di dalam dan dari keluargalah setiap
individu dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat.
2.
Bimbingan dan konseling dalam
lingkungan yang lebih luas
Dalam lingkungan yang lebih luas, konselor akan berada di
berbagai lingkungan, selain disekolah dan didalam keluarga,juga di tempat-
tempat sekarang agaknya belum terjangkau oleh pekerjaan profesional bimbingan
dan konseling.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Orientasi
maksudnya adalah “pusat perhatian” atau “titik berat pandangan”.Misalnya,
seseorang yang berorientasi ekonomi dalam pergaulan, maka ia akan
menitikberatkan pandangan atau memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung
rugi yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang ia adakan dengan orang lain,
sedangkan orang yang berorientasi agama akan melihat pergaulan itu sebagai
lapangan tempat dilangsungkan ibadah menurut ajaran agama.
a.
Orientasi perseorangan
b.
Orientasi perkembangan
c.
Orientasi permasalahan
Pelayanan
bimbingan dan konseling memiliki peranan penting,baik bagi individu Berikut
peranan penting bimbingan dan konseling :
a.
Pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah
b.
Pelayanan bimbingan dan
konseling diluar sekolah
Prayitno,
Dasar- dasar bimbingan konseling, Jakarta: PT. Reineka Cipta, 2008
No comments:
Post a Comment