SEMANGAT BELAJAR: BIMBINGAN KONSELING, ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING, SEMANGAT BELAJAR

Thursday, 17 March 2016

BIMBINGAN KONSELING, ORIENTASI DAN RUANG LINGKUP KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING, SEMANGAT BELAJAR



BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan terhadap sasaran layanan, baik formal maupun formal individu maupun  formal individu maupun kelompok. Yang sering menjadi pusat perhatian atau titik berat pandangan konselor dalam menyelengarakan layanan bimbingan dan konseling ?hal inilah yang menimbilkan konsep tentang orientasi yaitu orientasi perseorangan,perkembangan, dan permasalahan itu diselenggarakan didalam ruang lingkup sekolah dan luar sekolah.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Orientasi bimbingan dan konseling ?
2.      Apa sajakah macam- macam dari orientasi  bimbingan dan konseling ?
3.      Apa yang dimaksud dengan ruang lingkup kerja bimbingan dan konseling ?
4.      Apa sajakah peranan dalam ruang lingkup kerja bimbingan dan konseling ?

C.     Tujuan
1.      Agar manusia mengetahui apa yang dimaksud dari orientasi bimbingan dan konseling
2.      Agar manusia mengetahui macam- macam dari orientasi bimbingan dan konseling
3.      Agar manusia mengetahui apa yang dimaksud dengan ruang lingkup kerja bimbingan dan konseling
4.      Agar manusia mengetahui peranan dalam ruang lingkup kerja bimbingan dan konseling



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Orientasi Bimbingan  dan Konseling
Orientasi maksudnya adalah “pusat perhatian” atau “titik berat pandangan”.Misalnya, seseorang yang berorientasi ekonomi dalam pergaulan, maka ia akan menitikberatkan pandangan atau memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung rugi yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang ia adakan dengan orang lain, sedangkan orang yang berorientasi agama akan melihat pergaulan itu sebagai lapangan tempat dilangsungkan ibadah menurut ajaran agama.
a.       Orientasi perseorangan
Berkenaan dengan “kelompok” atau “individu”, konselor memilih individu sebagai titik berat pandangannya. Dalam hal ini individu diutamakan dan kelompok dianggap sebagai lapangan yang dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap individu. Denngan kata lain, kelompok dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan dan kebahagiaan individu, dan bukan sebaliknya. Permusatan perhatian terhadap individu itu sama sekali tidak berarti mengabaikan kepentingan kelompok, dalam hal ini kepentingan kelompok diletakkan dalam kaitannya dengan hubungan timbal balik yang wajar antarindividu dan kelompoknya.
Sejumlah kaidah yang berkaitan dengan orientasi perorangan dalam bimbingan dan konseling dapat dicatat sebagai berikut :
1.      Semua  kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelayaan bimbingan dan konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan diri sendiri setiap individu yang menjadi sasaran layanan.
2.      Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan keberkenaan dengan individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya, motivasi-motivasinya dan kemampuan-kemampuan potensialnya.
3.      Setiap klien harus diterima sebagai individu dan harus ditangani secara individual (rogers, dalam McDaniel).
4.      Adalah menjadi tanggung jawab konselor untuk memahami minat,kemampuan, dan perasaan klien serta untuk menyelesaikan program-program pelayanan dengan kebutuhan klien setepat mun


a.       Orientasi perkembangan
Orientasi perkembangan dalam bimbingan dan konseling lebih menekankan lagi pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan yang hendaknya diterjadikan pada diri individu. Bimbingan dan konseling memusatkan perhatiannya pada keseluruhan proses perkembangan itu.
Menurut myrick (dalam mayers,1992)perkembangan individu secara tradisional dari dulu sampai sekarang menjadi inti dari pelayanan bimbingan. Sejak tahun 1950-an penekanan pada perkembangan dalam bimbingan konseling sejalan dengan konsepsi tugas-tugas perkembangan yang dicetuskan oleh havighust(hansen,dkk., 1976). Dalam hal itu, peranan dan bimbingan dan konseling adalah memberikan kemudahan-kemudahan bagi gerak individu menjalani alur perkembangannya. Pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung dan dipusatkan untuk menunjang kemampuan inheren individu bergerak menuju kematangan dalam perkembangannya.
Ivey dan Rigazio Digilio(dalam mayers,1992), menekankan bahwa orientasi perkembangan justru merupakan ciri khas yang menjadi ciri khas yang menjadi inti gerakan bimbingan. Perkembangan merupakan konsep inti dan terpadukan, serta menjadi tujuan dari segenap layanan bimbingan dan konseling. Permasalahan yang dihadapi oleh individu harus diartikan sebagai terhalangnya perkembangan, dan hal itu semua mendorong konselor dan klien bekerjasama untuk menghilangkan penghalang itu serta mempengaruhi lajunya perkembangan klien.
Secara khusus, Thompson dan Rudolp (1983)melihat perkembangan individu dari sudut perkembangan kognisi. Thomson dan rudolp menekankan bahwa tugas bimbingan dan konseling adalah menangani hambatan-hambatan perkembangan.
Dari pengertian menurut para ahli diatas penulis menyimpulakn bahwasanya orientasi yaitu
b.      Orientasi permasalahan
Orientasi masalah secara langsung bersangkut-paut dengan fungsi pencegahan dari fungsi pengentasan. Fungsi pencegahan menghendaki agar individu dapat terhindar dari masalah-masalah yang mungkin membebani dirinya, sedangkan fungsi pengentasan menginginkan agar individu yang sudah terlanjur mengalami masalah dapat terentaskan masalahnya. Fungsi-fungsi lain,yaitu fungsi pemahaman dan fungsi pemeliharaan/pengembangan pada dasarnya juga bersangkut-paut dengan permasalahan pada diri klien.


a.       Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting,baik bagi individu Berikut peranan penting bimbingan dan konseling :
a.       Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam kelembagaan sekolah terdapat sejumlah bidang kegiatan dan bidang pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai kedudukan dan peranan yang khusus.
1.      Keterkaitan antara bidang pelayanan bimbingan konseling dan bidang-bidang lainnya
Dalam proses pendidikan, khususnya disekolah,mortensen dan schmuller (1976) mengemukakan adanya bidang-bidang tugas atau pelayanan yang saling terkait. Bidang-bidang tersebut hendaknya secara lengkap ada apabila diinginkanagar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi secara optimal kebutuhan peserta dalam proses perkembangannya.
Adapun bidang pelayanan pendidikan, yaitu bidang kurikulum dan pengajaran, bidang administrasi dan kepemimpinan dan kesiswaan:
·         Bidang kurikulum dn pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pelajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan,keterampilan,sikap, dan kemampuan berkomunikasi peserta didik.
·         Bidang administrasi atau kepemimpinan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan.
·         Bidang kesiswaan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta didik itu berkembang sesuai dengan bakat, potensi, dan minat-minatnya, serta tahap-tahap perkembangannya. Bidang ini dikenal sebagai bidnag pelayanan bimbingan dan konseling.
Kendatipun  ketiga bidang tersebut tampaknya terpisah antara satu dengan yang lain, namun semuanya memiliki arah yang sama, yaitu memberikan kemudahan bagi pencapaian pengembangan yang optimal peserta didik.

2.      Tanggung jawab konselor sekolah
Tenaga inti (dan ahli) dalam pelayanan bimbingan dan konseling ialah konselor. Konselor inilah yang mengendalikan dan sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya.  Dalam kaitannya dengan tujuan yang luas itu, konselor tidak hanya
Berhubugan dwengan peserta didik atau siswa saja (sebagai  sasaran utama layanan), melainkan juga dengan berbagai pihak yang dapat secara bersama –sama menunjang pencapaian tujuan itu, yaitu sejawat(sesama konselor, guru, dan personal sekolah lainnya), orangtua, dan masyarakat pada umumnya.

b.      Pelayanan bimbingan dan konseling diluar sekolah
1.      Bimbingan dan konseling keluarga
Keluarga merupakan satuan persekutuan hidup yang paling mendasar dan merupakan pangkal kehidupan bermasyarakat. Didalam keluargalah setiap warga masyarakat memulai kehidupannya, dan di dalam dan dari keluargalah setiap individu dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat.
2.      Bimbingan dan konseling dalam lingkungan yang lebih luas
Dalam lingkungan yang lebih luas, konselor akan berada di berbagai lingkungan, selain disekolah dan didalam keluarga,juga di tempat- tempat sekarang agaknya belum terjangkau oleh pekerjaan profesional bimbingan dan konseling.




BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Orientasi maksudnya adalah “pusat perhatian” atau “titik berat pandangan”.Misalnya, seseorang yang berorientasi ekonomi dalam pergaulan, maka ia akan menitikberatkan pandangan atau memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung rugi yang dapat ditimbulkan oleh pergaulan yang ia adakan dengan orang lain, sedangkan orang yang berorientasi agama akan melihat pergaulan itu sebagai lapangan tempat dilangsungkan ibadah menurut ajaran agama.
a.       Orientasi perseorangan
b.      Orientasi perkembangan
c.       Orientasi permasalahan
Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting,baik bagi individu Berikut peranan penting bimbingan dan konseling :
a.       Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
b.      Pelayanan bimbingan dan konseling diluar sekolah





DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, Dasar- dasar bimbingan konseling, Jakarta: PT. Reineka Cipta, 2008

No comments: