SEMANGAT BELAJAR: SINTAKSIS, SEMANGAT BELAJAR

Wednesday, 2 March 2016

SINTAKSIS, SEMANGAT BELAJAR



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masih banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang makna dan hakikat sintaksis. Padahal, penggunaannya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia, yaitu berkisar tentang kalimat bahasa Indonesia yang digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari. Banyak permasalahan yang ada dalam mendalami penguasaan sintaksis dan hakikatnya. Perlu pendalaman dan banyak mempraktekan dalam dunia kebahasaan. Karena ilmu sintaksis sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan sintaksis itu? Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari tentang tata bahasa. Sintaksis juga dapat dikataka tata bahasa yang membahas hubungan antar kata antara tuturan.
Sintaksis merupakan cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam tuturan (speech).

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apakah pengertian dari sintaksis?
2.      Apakah pengertian dari Modus, Aspek, Kala, Modalitas. Fokus, dan Diatesis dan contohnya?
3.      Apakah macam-macam Modus, Aspek, Kala, Modalitas, Fokus, dan Diatesis?
C.    Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Dapat mengetahui pengertian sintaksis. Dapat mengetahui secara jelas apa pengertian dari modus, aspek, kala, modalitas, fokus, dan diatesis.
Dapat mengetahui macam-macam modus,aspek,kala, modalitas, fokus, dan diatesis. Serta contoh-contohnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian sintaksis
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu “sun” yang berati “dengan” dan kata “tattein” yang berarti “menempatkan”. Jadi secaraetimologi berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Dalam linguistik, sintaksis adalah ilmu mengenai prinsip dan peraturan untuk membuat kalimat dalam bahasa alami. Selain aturan ini, kata sintaksis juga digunakan untuk merujuk langsung pada peraturan dan prinsip yang mencakup struktur kalimat dalam bahasa apapun.

B.     Sintaksis mencakup Modus, Aspek, Kala, Modalitas, Fokus, dan Diatesis
Keenam istilah tersebut biasa muncul dalam pembicaraan mengenai sintaksis.
1.      Modus
a.       Pengetrian Modus
Adalah pengungkapan atau penggambaran suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran si pembicara tentang apa yang diucapkanya.
b.      Macam-macam Modus.
1.      Modus Indikatif  atau Modus deklaratif, yaitu Modus yang menunjukan sikap objektif atau netral.
2.      Modus optatif, yaitu modus yang menunjukan harapan atau keinginan.
3.      Modus imperatif, yaitu modus yang menyatakan perintah dan larangan.
4.      Modus Interogatif, yaitu modus yang menyatakan pertanyaan.
5.      Modus Obligatif, yaitu modus yang menyatakan keharusan.
6.      Modus Desideratif, yaitu modus yang menyatakan keinginan.
7.      Modus kondisional, yaitu modus yang menyatakan persyaratan.
2.      Aspek
a.       Pengertian Aspek
Adalah cara untuk memandang pembentukan waktu secara internal di dalam suatu situasi, keadaan, kejadian, atau proses.
b.      Macam-macam Aspek
1.      Aspek kontinuatif, yaitu yang menyatakan perbuatan yang terus berlangsung.
2.      Aspek inseptif, yaitu yang menyatakan peristiwa baru terjadi.
3.      Aspek progresif, yaitu yang menyatakan perbuatan yang sedang berlangsung.
4.      Aspek repetitif, yaitu yang menyatakan perbuatan itu terjadi berulang-ulang.
5.      Aspek perfektif, yaitu yang menyatakan perbuatan sudah selesai.
6.      Aspek imperfektif, yaitu yang menyatakan perbuatan berlansung sebentar.
7.      Aspek sesatif, yaitu yang menyatakan perbuatan berakhir.
3.      Kala atau tenses
a.       Pengertian Kala atau Tenses
Adalah informasi dalam kalimat yang menyatakan waktu terjadinya perbuatan, kejadian, tindakan, atau pengalaman yang disebutkan di dalam predikat.
Kala ini lazimnya menyatakan waktu sekarang, sudah lampau, dan yang akan datang. Beberapa bahasa menandai kala itu secara morfemis; artinya pernyataan kala itu ditandai dengan bentuk kata tertentu pada verbnya.
Bahasa Indonesia tidak menandai kala secara morfemis, melaikan secara leksikal. Antara lain dengan kata sudah untuk kala lampau.
Contoh: pak lurah itu sudah mandi.
4.      Modalitas
a.       Pengertian modalitas
Yaitu keterangan dalam kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicaraan, yaitu mengenai perbuatan, keadaan, dan peristiwa; atau juga sikap terhadap lawan pembicaranya.
Dalam bahasA Indonesia, dan sejumlah bahasa lain, Modalitas ini dinyatakan secara leksikal. Umpamanya dengan kata-kata mungkin, barangkali, sebaiknya, seharusnya, tentu, pasti, boleh, mau, dan seyogyanya. Contohnya:
1.      Barangkali dia tidak akan hadir.
b.      Jenis-jenis Modalitas
1.      Modalitas internasional, yaitu modalitas yang menyatakan keinginan, permintaan, atau juga ajakan.
Contoh: nenek ingin menunaikan ibadah haji.
2.      Modalitas epistemik, yaitu modalitas yang menyatakan kemungkinan, kepastian, dan keharusan.
Contoh: kalau tidak hujan kakek pasti datang
3.      Modalitas deontik, yaitu modalitas yang meyatakan keizinan atau keperkenanan.
Contoh: anda boleh tinggal di sini sampai besok.

5.      Fokus
a.       Pengertian fokus
Fokus adalah unsur yang menonjolkan bagian kalimat sehingga perhatian pendengar atau pembaca tertuju pada bagian itu.
Dalam bahasa Indonesia Fokus kalimat dapat dilakuakan dengan beberapa cara antara lain:
1.      Dengan memberi tekanan pada bagian kalimat yang di fokuskan.
Contoh:dia menangkap ayam saya.
Pada contoh kalimat tersebut beri tekanan pada kata “dia
Maka berarti yang melakukan adalah dia bukan orang lain.
2.      Dengan cara memakai partikel pun,yang, tentang, dan adalah. pada bagian kalimat yang difokuskan. Misalnya
Contoh: membaca pun aku belum bisa.
6.      Diatesis
a.       Pengertian Diatesis
Yang dimaksud dengan Diatesis adalah gambaran hubungan antara pelaku atau peserta dalam kalimat degan perbuatan yang dikemukakan dalam kalimat itu.
b.      Beberapa macam Diatesis antara lain :
1.      Diatesis Aktif, yaitu jika subjek yang berbuat atau melakukan suatu perbuatan.
Contoh: mereka merampas uang kami
2.      Diatesi Pasif, yaitu jika subjek menjadi sasaran perbuatan.
Contoh: uang kami dirampasnya
3.      Diatesis Refleksif, yaitu jika subjek berbuat atau melakukan sesuatu terhadap dirinya sendiri.
Contoh: nenek kami sedang berhias
4.      Ditesisi Resiprokal,yaitu jika subjek yang terdiridari dua pihak berbuat tindakan berbalasan.
Contoh : kiranya mereka akan berdamai juga
5.      Diatesis Kausatif, yakni jika subjek menjadi penyebab atas terjadinya sesuatu.
Contoh: kakek menghitamkan rambutnya






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Pada dasarnya linguistik terdiri atas kajian terhadap bunyi bahasa.dan di dalam kajian linguistik tersebut mencakup modus, aspek, kala, modalitas, fokus dan diatesis. Yang masing-masing mempunyai perbedaan paham dan maknanya.Meskipun dikatakan bahasa lisan adalah primer dan bahasa tulis adalah sekunder, tetapi peranan atau fungsi bahasa tulis didalam kehidupan modern sangat besar sekali.
 Bahasa tulis sudah dibuat orang dengan pertimbangan dan pemikiran, sebab kalau tidak hati-hati, tanpa pertimbangan dan pemikiran, peluang untuk terjadinya kesalahan sangat besar. Sedangkan dalam bahasa lisan setiap kesalahan bisa segera diperbaiki. Lagi pula bahasa lisan sangat dibantu oleh intonasi, tekanan, mimik, dan gerak-gerik si pembicara.

B.     Saran
Dengan disusunnya makalah “sintaksis” ini kami mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian sintaksis dan pembaca dapat mengetahui sebenarnya sintaksis itu erat hubungannya dengan bahasa yang kita gunakan sehari-hari.
Makalah ini kami susun hanya berdasarkan sumber-sumber yang kami dapatkan dan makalah ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, jika pembaca mendapatkan sumber-sumber lain yang dapat mendukung perbaikan makalah ini, kami selaku penulis mengucapkan terima kasih.






DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012, cetakan keempat).
Moch. Syarif Hidyatullah dan Abdullah. Pengantar Linguistik Arab Klasik-Modern. (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, cetakan pertama).


No comments: