BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masih
banyak orang yang belum mengetahui dan belum paham tentang makna dan hakikat
sintaksis. Padahal, penggunaannya begitu dekat dengan masyarakat Indonesia, yaitu
berkisar tentang kalimat bahasa Indonesia yang digunakan sebagai alat
komunikasi sehari-hari. Banyak permasalahan yang ada dalam mendalami penguasaan
sintaksis dan hakikatnya. Perlu pendalaman dan banyak mempraktekan dalam dunia
kebahasaan. Karena ilmu sintaksis sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Sebenarnya
apa yang dimaksud dengan sintaksis itu? Sintaksis adalah ilmu yang mempelajari
tentang tata bahasa. Sintaksis juga dapat dikataka tata bahasa yang membahas
hubungan antar kata antara tuturan.
Sintaksis
merupakan cabang linguistik yang membicarakan hubungan antar kata dalam tuturan
(speech).
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah
pengertian dari sintaksis?
2. Apakah
pengertian dari Modus, Aspek, Kala, Modalitas. Fokus, dan Diatesis dan
contohnya?
3. Apakah
macam-macam Modus, Aspek, Kala, Modalitas, Fokus, dan Diatesis?
C.
Tujuan
penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Dapat mengetahui
pengertian sintaksis. Dapat mengetahui secara jelas apa pengertian dari modus,
aspek, kala, modalitas, fokus, dan diatesis.
Dapat mengetahui macam-macam
modus,aspek,kala, modalitas, fokus, dan diatesis. Serta contoh-contohnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
sintaksis
Kata sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“sun” yang berati “dengan” dan kata “tattein” yang berarti “menempatkan”. Jadi
secaraetimologi berarti: menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok
kata atau kalimat. Dalam linguistik, sintaksis adalah ilmu mengenai prinsip dan
peraturan untuk membuat kalimat dalam bahasa alami. Selain aturan ini, kata
sintaksis juga digunakan untuk merujuk langsung pada peraturan dan prinsip yang
mencakup struktur kalimat dalam bahasa apapun.
B.
Sintaksis
mencakup Modus, Aspek, Kala, Modalitas, Fokus, dan Diatesis
Keenam istilah tersebut biasa muncul dalam
pembicaraan mengenai sintaksis.
1.
Modus
a. Pengetrian
Modus
Adalah
pengungkapan atau penggambaran suasana psikologis perbuatan menurut tafsiran si
pembicara tentang apa yang diucapkanya.
b. Macam-macam
Modus.
1. Modus
Indikatif atau Modus deklaratif, yaitu
Modus yang menunjukan sikap objektif atau netral.
2. Modus
optatif, yaitu modus yang menunjukan harapan atau keinginan.
3. Modus
imperatif, yaitu modus yang menyatakan perintah dan larangan.
4. Modus
Interogatif, yaitu modus yang menyatakan pertanyaan.
5. Modus
Obligatif, yaitu modus yang menyatakan keharusan.
6. Modus
Desideratif, yaitu modus yang menyatakan keinginan.
2.
Aspek
a. Pengertian
Aspek
Adalah
cara untuk memandang pembentukan waktu secara internal di dalam suatu situasi,
keadaan, kejadian, atau proses.
b. Macam-macam
Aspek
1. Aspek
kontinuatif, yaitu yang menyatakan perbuatan yang terus berlangsung.
2. Aspek
inseptif, yaitu yang menyatakan peristiwa baru terjadi.
3. Aspek
progresif, yaitu yang menyatakan perbuatan yang sedang berlangsung.
4. Aspek
repetitif, yaitu yang menyatakan perbuatan itu terjadi berulang-ulang.
5. Aspek
perfektif, yaitu yang menyatakan perbuatan sudah selesai.
6. Aspek
imperfektif, yaitu yang menyatakan perbuatan berlansung sebentar.
7. Aspek
sesatif, yaitu yang menyatakan perbuatan berakhir.
3.
Kala
atau tenses
a. Pengertian
Kala atau Tenses
Adalah informasi dalam
kalimat yang menyatakan waktu terjadinya perbuatan, kejadian, tindakan, atau
pengalaman yang disebutkan di dalam predikat.
Kala
ini lazimnya menyatakan waktu sekarang, sudah lampau, dan yang akan datang. Beberapa
bahasa menandai kala itu secara morfemis; artinya pernyataan kala itu ditandai
dengan bentuk kata tertentu pada verbnya.
Bahasa
Indonesia tidak menandai kala secara morfemis, melaikan secara leksikal. Antara
lain dengan kata sudah untuk kala
lampau.
Contoh:
pak lurah itu sudah mandi.
4.
Modalitas
a. Pengertian
modalitas
Yaitu keterangan dalam
kalimat yang menyatakan sikap pembicara terhadap hal yang dibicaraan, yaitu
mengenai perbuatan, keadaan, dan peristiwa; atau juga sikap terhadap lawan
pembicaranya.
Dalam
bahasA Indonesia, dan sejumlah bahasa lain, Modalitas ini dinyatakan secara
leksikal. Umpamanya dengan kata-kata mungkin,
barangkali, sebaiknya, seharusnya, tentu, pasti, boleh, mau, dan seyogyanya.
Contohnya:
1. Barangkali
dia tidak akan hadir.
b. Jenis-jenis
Modalitas
1. Modalitas
internasional, yaitu modalitas yang menyatakan keinginan, permintaan, atau juga
ajakan.
Contoh: nenek ingin menunaikan ibadah haji.
2. Modalitas
epistemik, yaitu modalitas yang menyatakan kemungkinan, kepastian, dan
keharusan.
Contoh: kalau tidak hujan kakek pasti datang
3. Modalitas
deontik, yaitu modalitas yang meyatakan keizinan atau keperkenanan.
5.
Fokus
a. Pengertian
fokus
Fokus adalah unsur yang
menonjolkan bagian kalimat sehingga perhatian pendengar atau pembaca tertuju
pada bagian itu.
Dalam bahasa Indonesia
Fokus kalimat dapat dilakuakan dengan beberapa cara antara lain:
1. Dengan
memberi tekanan pada bagian kalimat yang di fokuskan.
Contoh:dia menangkap ayam saya.
Pada contoh kalimat
tersebut beri tekanan pada kata “dia
Maka berarti yang
melakukan adalah dia bukan orang lain.
2.
Dengan cara
memakai partikel pun,yang, tentang, dan
adalah. pada bagian kalimat yang difokuskan.
Misalnya
Contoh: membaca pun aku belum bisa.
6.
Diatesis
a. Pengertian
Diatesis
Yang dimaksud dengan
Diatesis adalah gambaran hubungan antara pelaku atau peserta dalam kalimat
degan perbuatan yang dikemukakan dalam kalimat itu.
b. Beberapa
macam Diatesis antara lain :
1. Diatesis
Aktif, yaitu jika subjek yang berbuat atau melakukan suatu perbuatan.
Contoh: mereka merampas uang kami
2. Diatesi
Pasif, yaitu jika subjek menjadi sasaran perbuatan.
Contoh: uang kami dirampasnya
3. Diatesis
Refleksif, yaitu jika subjek berbuat atau melakukan sesuatu terhadap dirinya
sendiri.
Contoh: nenek kami sedang berhias
4. Ditesisi
Resiprokal,yaitu jika subjek yang terdiridari dua pihak berbuat tindakan
berbalasan.
Contoh : kiranya mereka akan berdamai juga
5. Diatesis
Kausatif, yakni jika subjek menjadi penyebab atas terjadinya sesuatu.
Contoh: kakek menghitamkan rambutnya
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada dasarnya linguistik terdiri atas kajian
terhadap bunyi bahasa.dan di dalam kajian linguistik tersebut mencakup modus,
aspek, kala, modalitas, fokus dan diatesis. Yang masing-masing mempunyai
perbedaan paham dan maknanya.Meskipun dikatakan bahasa lisan adalah primer dan
bahasa tulis adalah sekunder, tetapi peranan atau fungsi bahasa tulis didalam
kehidupan modern sangat besar sekali.
Bahasa tulis
sudah dibuat orang dengan pertimbangan dan pemikiran, sebab kalau tidak
hati-hati, tanpa pertimbangan dan pemikiran, peluang untuk terjadinya kesalahan
sangat besar. Sedangkan dalam bahasa lisan setiap kesalahan bisa segera
diperbaiki. Lagi pula bahasa lisan sangat dibantu oleh intonasi, tekanan,
mimik, dan gerak-gerik si pembicara.
B.
Saran
Dengan disusunnya makalah “sintaksis” ini kami
mengharapkan pembaca dapat mengetahui kajian sintaksis dan pembaca dapat
mengetahui sebenarnya sintaksis itu erat hubungannya dengan bahasa yang kita
gunakan sehari-hari.
Makalah ini kami susun hanya berdasarkan
sumber-sumber yang kami dapatkan dan makalah ini mungkin masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, jika pembaca mendapatkan sumber-sumber lain yang
dapat mendukung perbaikan makalah ini, kami selaku penulis mengucapkan terima
kasih.
Abdul Chaer, Linguistik
Umum, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012, cetakan keempat).
Moch. Syarif
Hidyatullah dan Abdullah. Pengantar Linguistik Arab Klasik-Modern. (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, cetakan pertama).
No comments:
Post a Comment